Kabar7News, Jakarta – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan masih ada masyarakat dari Sumatera hingga Papua yang merasa tersakiti karena tidak diperlakukan dengan selayaknya meski Indonesia telah merdeka 74 tahun.

Padahal, menurut dia di hadapan ratusan undangan syukuran HUT ke-74 MPR RI yang memadati Gedung Nusantara IV Komplek MPR/DPR/DPD RI, Kamis malam, banyak pembangunan yang telah dilaksanakan dan dicapai demikian siaran pers yang diterima Antara, Jumat, (30/08/2019).

“Ini harus menjadi perhatian kita semua, bukan hanya presiden. Kita harus cari tahu mengapa masih banyak saudara-saudara kita yang merasa tersakiti, bukankah saat ini kita sudah merayakan 74 tahun kemerdekaan Indonesia,” kata Zulkifli.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengingatkan perjuangan kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh berbagai golongan masyarakat. Mulai dari tokoh agama, kyai, santri hingga masyarakat umum. Karena itu kemerdekaan yang sudah dicapai bangsa Indonesia, merupakan milik seluruh masyarakat, dan harus dijaga serta pertahankan, dengan jalan pembangunan di segala bidang.

Pada kesempatan itu, Ketua MPR didampingi Wakil Ketua MPR Abdul Muhaimin Iskandar dan Ahmad Basarah, serta Sesjen MPR Ma’ruf Cahyono melakukan pemotongan tumpeng, menandai Syukuran HUT MPR RI ke 74. Tumpeng yang dipotong oleh Ketua MPR itu selanjutnya diserahkan kepada Harun Kamil, Anggota Lembaga Pengkajian MPR, yang datang ke acara tersebut menggunakan kursi roda.

Ikut hadir pada acara tersebut, Ketua-ketua Fraksi dan kelompok DPD di MPR. Anggota Lembaga Pengkajian MPR. Serta Kyai Ahmad Muwafiq ulama asal Sleman Yogyakarta yang memberikan tausiyah serta doa pada acara Syukuran HUT MPR ke 74 tersebut.

Pada kesempatan itu Ketua MPR juga mengingatkan, bahwa cita-cita Indonesia merdeka adalah bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Karena itu Zulkifli Hasan mengajak semua pihak untuk mempraktikkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.

“Pancasila itu kalau di ringkas isinya adalah gotong royong, kekeluargaan dan persaudaraan. Karena itu tidak boleh ada bangsa Indonesia yang sakit tanpa bisa berobat. Tidak boleh ada anak usia sekolah yang tidak bisa belajar karena tidak punya biaya. Dan tidak boleh ada orang Indonesia yang tidur beralas tikar beratap langit. Karena negara sudah bersumpah untuk menjaga dan melindungi segenap tumpah darah Indonesia, tanpa terkecuali,” kata Zulkifli.
(sumber : AntaraNews)


Kabar7News, Magelang – Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet terbatas membahas pengembangan empat destinasi wisata prioritas di Patio Main Joglo Plataran Borobudur Resort & Spa Magelang, Jateng, Jumat, (30/08/2019).

“Pagi ini kita rapat terbatas membahas percepatan pengembangan empat destinasi wisata prioritas,” kata Presiden Jokowi.

Hadir dalam ratas itu antara lain Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Seskab Pramono Anung, Menpar Arief Yahya, Wamenlu AM Fachir, Wamenkeu Mardiasmo, Menteri ATR Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri LHK Siti Nurbaya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Kepala Negara menyebutkan sektor pariwisata bisa menjadi motor penggerak perekonomian dan pertumbuhan ekonomi baik di tingkat pusat maupun daerah.

“Karena itu pengembangan empat prioritas destinasi wisata harus terus dipercepat,” katanya.

Ia juga menyebutkan percepatan pengembangan itu juga berkaitan dengan selesainya pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta pada 2020.

“Pembangunan BIY pada Maret 2020 kita harapkan telah selesai dan bisa digunakan secara penuh,” katanya.

Menurut dia, pembangunan jalan akses dari Kulon Progo ke Candi Borobudur juga perlu dipercepat.

Sementara itu 4 destinasi prioritas adalah Dana Toba, Labuan Bajo, Mandalika dan kawasan Borobudur.

“Sudah ada masukan dari Gubernur Jateng dan Bupati Purworejo, ini akan kita putuskan setelah studi lapangan selesai, ” katanya.

Menurut dia, setelah masalah konektivitas selesai, masalah berikutnya yang harus diselesaikan adalah penetapan tata ruang dan manajemen.

“Rencana induk pengembangan kawasan ini harus diselesaikan dan ditetapkan, juga menetapkan tata ruang, zone, kita atur bersama dan kita kendalikan. Saya lihat progres di lapangan belum cepat, masih lambat,” kata Jokowi.
(sumber : AntaraNews)


Kabar7News, Merauke – Prajurit TNI dari Satgas Batalyon Infanteri Mekanis Raider (Yonif MR) 411/Pdw Kostrad, beberapa waktu lalu menggelar pengobatan massal dalam rangka HUT Ke-74 RI di perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini (RI-PNG), tepatnya di Kampung Tomerau, Distrik Naukenjerai, Kab. Merauke, Papua. Jumat, (30/08/2019).

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Tim Kesehatan Satgas Yonif MR 411/Pdw Kostrad yang berjumlah 7 (tujuh) orang terdiri dari Danton Kesehatan, 2 (dua) Bintara Kesehatan, 3 (tiga) orang Tamtama Kesehatan dan sebagai penanggung jawab dokter Satgas Letda Ckm dr. M. Akbar.

Menurut Letda Ckm dr. M. Akbar, kegiatan pengobatan massal ini adalah kali kedua dilakukan oleh Satgas Yonif MR 411/Pdw Kostrad di wilayah penugasan dalam kurun waktu sat bulan bertugas.

“Pengobatan massal sebelumnya di Kampung Yakyu dan dihadiri banyak warga yang menerima pelayanan kesehatan gratis tersebut,” ungkapnya.

“Pengobatan yang diselenggarakan ini melayani pengobatan umum dari semua kelompok umur, mulai dari balita hingga warga yang lanjut usia dengan target pencapaian bisa 150 orang pasien,” katanya.

Sementara itu, Komandan Pos (Danpos) Tomerau Serka Robin Pratama mengatakan bahwa pengobatan massal tersebut sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat yang berada di wilayah perbatasan, khususnya di Kampung Tomerau.

“Kegiatan ini merupakan salah satu bakti sosial TNI yang dapat dilakukan dan dirasakan langsung oleh masyarakat, diharapkan bisa bermanfaat bagi warga kita yang berada jauh di pedalaman di sepanjang garis batas negara,” ujarnya.

Salah seorang warga Tomerau, Dominggus Sanggra mengungkapkan bahwa warga yang menerima pelayanan kesehatan merasakan cukup puas dan senang atas adanya kegiatan tersebut di Kampung Tomerau

 “Warga berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin,” ucapnya.
(Red)


Kabar7News, Jakarta – Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. melaksanakan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam rangka meninjau Pos Motaain PLBN (Pos Lintas Batas Negara) yang berada di Atambua, Kamis (29/8/2019).

Turut serta mendampingi Panglima TNI diantaranya Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ganip Warsito, S.E., M.M., Aslog Panglima TNI Marsda TNI Kukuh Sudibyanto, Pangkoarmada III Laksda TNI I.N.G. Ariawan, S.E., M.M., Pangkoopsau III Marsda TNI Andyawan Martono, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.I.P., dan Kapuskersin Laksma TNI Didik Kurniawan, ST., M.Si.

Dalam peninjauannya, Panglima TNI beserta rombongan melihat secara langsung para Prajurit TNI Batalyon Infantri Raider 408/Suhbrastha yang sedang bertugas sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia-Republik Demokratik Timor Leste (RI-RDTL) dan melakukan dialog terkait situasi terkini dan permasalahan yang terjadi di lapangan.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya Bupati Belu, Willybrodus Lay, Dandim 1605 Belu, Letkol (Inf) Ari Dwi Putra, Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur, Mayor Joni Eko Prasetiyo, Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat, Mayor Hendra Saputra dan Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing.
(Red)


Kabar7News, Jakarta – Aksi unjuk rasa damai masyarakat di bawah koordinator Stevanus Pigai (Ketua KNPB wilayah Kabupaten Deiyai/Koordinator Lapangan), yang berlangsung di depan Kantor Bupati Deiyai pada hari Rabu 28 Agustus 2019 terkait penolakan bentuk rasisme dan intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya beberapa waktu lalu, akhirnya berujung anarkis. Kamis, (29/08/2019).

Pada pukul 13.00 WIT, unjuk rasa yang berjumlah sekitar 100 orang awalnya berlangsung aman dengan pengamanan dari Aparat TNI-Polri. Namun selang satu jam kemudian perkembangan situasi tiba-tiba berubah saat munculnya ribuan massa sambil meneriakkan Papua Merdeka, mengibarkan Bendera Bintang Kejora dengan bersenjata panah dan parang serta batu. Massa bertindak brutal dan membabi buta melakukan penyerangan pelemparan batu dan anak panah kearah aparat keamanan dan Kantor Bupati.

Selanjutnya aksi massa yang tidak terkendali tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dari pihak aparat 1 (satu) orang anggota TNI meninggal dunia karena anak panah, bacokan dan lemparan batu, dan 5 (lima) orang lainnya luka-luka (TNI dua orang dan Polri tiga orang) akibat kena panah dan batu. Serta dua korban dari warga sipil, satu luka panah dan satu luka tembak di kaki.

Setelah massa membubarkan diri, Kodam XVII/Cenderawasih mengevakuasi korban ke RS Paniai untuk mendapatkan pertolongan medis dan mengevakuasi korban meninggal dunia ke Nabire serta melakukan koordinasi dengan Polda Papua untuk langkah pengamanan selanjutnya.

Beberapa hari sebelumnya, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. telah melaksanakan tatap muka dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh wanita di Biak, Jayapura dan Timika untuk berdialog dalam rangka penyelesaian permasalahan Papua secara komprehensif.

Situasi saat ini di Distrik Waghete, Kab. Deiyai terkendali dan kondusif. Aparat keamanan TNI-Polri terus melaksanakan pengamanan di lokasi dan di sejumlah fasilitas umum.
(Red)

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.