Kabar7News, Batam – Bakamla RI melalui unsur KN Marore-322 berhasil mengamankan kapal Motor Tanker (MT) Blue Star 08 berbendera Equator Guinea yang diduga menyelundupkan bahan bakar minyak ilegal jenis High Speed Diesel (HSD) di perairan Sekuang Batam, Jumat malam (26/8/2022).

MT Blue Star 08 diamankan KN Marore-322 saat melaksanakan Patroli Bersama Keamanan dan Keselamatan Laut “Arkana I/22” di perairan Batam.

KN Marore-322 yang dikomandani oleh Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto mendeteksi sebuah tanker yang mencurigakan. Guna memastikan, komandan kapal memerintahkan untuk menerjunkan tim VBSS menggunakan RHIB melaksanakan pengejaran dan pemeriksaan.

Tanpa perlawan, pukul 16.06 WIB pada posisi 01° 14’ 30” U – 104° 59’ 12” T. Tim VBSS KN Marore-322 melaksanakan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan, didapati kapal tersebut membawa 90 ton HSD tanpa dilengkapi dokumen yang sesuai, tidak terdapat manifest, tidak terdapat bill of ladding, tidak terdapat manning certificate, tujuan kapal tidak sesuai dengan port clearence.

Hasil pemeriksaan awal MT Blue Star 08 melanggar tindak pidana Minyak dan Gas.

Untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut, Komandan KN Marore-322 Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto memerintahkan MT Blue Star 08 ditangkap dan dikawal menuju pangkalan Batam.

(Humas Bakamla RI)

Kabar7News, Natuna – Bakamla RI melalui unsur patroli laut KN Pulau Nipah-321, berhasil menangkap Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Vietnam yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna Utara, Sabtu (20/8/2022).

Adapun kronologis penangkapan KIA Vietnam adalah pada saat kapal patroli Bakamla KN Pulau Nipah-321 yang dikomandani Letkol Bakamla Anto Hartanto mendapat perintah dari Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla Bambang Irawan, S.E., M.Tr.Opsla untuk melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan laut di perairan Natuna Utara.

Saat menjalankan patroli, KN Pulau Nipah-321 mendeteksi kontak radar sebuah KIA sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan di wilayah perairan Natuna Utara pada posisi 06 ° 07’0641” U – 105 ° 56’8089” T, posisi KIA berada pada 3 Nm didalam garis batas landas kontinen.

Saat KN Pulau Nipah-321 mendekati, KIA tersebut hendak melarikan diri dengan menambah kecepatan. Menambah kecurigaan, Komandan KN Pulau Nipah-321 langsung memerintahkan untuk mengejar dengan kecepatan penuh. Tidak butuh waktu lama, kapal dapat dihentikan dan diperiksa tim VBSS.

Hasil pemeriksaan awal diperoleh data KIA tersebut adalah kapal berbendera Vietnam dengan nama lambung kapal Chuc Thanh 7 diawaki 17 orang Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Vietnam.

KIA Vietnam diduga telah melakukan pelanggaran batas wilayah dan melakukan aktivitas penangkapan di perairan laut Indonesia tanpa dilengkapi dokumen dari pemerintah Republik Indonesia. Guna mempertanggung jawabkan pelanggarannya 17 ABK di amankan di ruang penjara KN Pulau Nipah-321. Sedangkan kapal tersebut ditunda menuju Batam dikarenakan mesin KIA belum bisa menyala.

(Humas Bakamla RI)

Kabar7News, Batam – Bahas penyelenggaraan keamanan dan keselamatan laut, Kantor Kamla Zona Maritim Barat menerima kunjungan kerja Pusinfomar TNI di Selasar Kantor Kamla Zona Maritim Barat, Batam, Kamis (11/8/2022).

Pertemuan yang penuh keakraban tersebut, Kepala Kantor Kamla Zona Maritim Barat Laksma Bakamla Hadi Pranoto, S.Sos.,M.Si(Han) menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi utama Zona Maritim Barat Bakamla RI dalam pemantauan keamanan dan keselamatan laut serta penjelasan pola gelar operasi yang dilaksanakan di wilayah kerja Bakamla RI Zona Maritim Barat dalam meneruskan tindak lanjut dari anomali pergerakan kapal.

Lebih lanjut, perwakilan Pusinfomar TNI yang diketuai oleh Kolonel Laut (P) Muhammad Nursid juga berkesempatan memaparkan tugas dan fungsi Pusinfomar TNI dalam pengumpulan data dan informasi, penyediaan data dan penyebaran informasi.

“Semoga kedepan Bakamla RI dan Pusinfomar TNI dapat terus bersinergi dan dapat mengintegrasikan sistem yang ada di setiap stakeholder” Kata Laksma Bakamla Hadi Pranoto.

Selain berdiskusi, Kolonel Nursid beserta rombongan juga berkesempatan mengunjungi Ruang Puskodal untuk melihat peralatan deteksi yang dimiliki oleh Bakamla RI Zona Maritim Barat dalam pemantauan keamanan dan keselamatan laut.

Turut hadir dalam diskusi tersebut yaitu, Kepala Bidang Operasi Kolonel Bakamla Djoko Wahyu, Kepala Bidang Inhuker Kolonel Bakamla Joni Junaedi dan Kepala Bagian Umum Kolonel Bakamla Djoko Prasetyo.

(Humas Bakamla RI)

Kabar7News, Jakarta – Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Aan Kurnia melakukan kunjungan kerja ke Markas Besar Philipine Coast Guard di Manila, Filipina, Selasa (28/6/2022).

Kedatangan Laksdya TNI Dr. Aan Kurnia disambut hangat oleh VADM CG Eduardo Dacoco Farbicante, wakil komandan The Philipine Coast Guard (PCG) beserta jajaran pejabat utamanya. Dalam penyambutannya, VADM CG Eduardo menyatakan kegembiraannya atas kedatangan pimpinan tertinggi coast guardnya Indonesia.

“Indonesia dan Filipina telah bekerjasama sejak tahun 1949 dan terus berlangsung hingga kini dan merupakan sebuah strategic partnership bagi kedua negara” Kata VADM Eduardo. “Bahkan kita sudah seperti close brothers” pungkasnya.

Laksda TNI Dr.Aan Kurnia turut menyampaikan apresiasi atas kerjasama dan hubungan baik yang telah terbina antara Bakamla RI dan PCG. “saya mengharapkan kerjasama ini semakin kuat di masa depan khususnya dalam mewujudkan keamanan maritim di kawasan” kata jenderal berbintang tiga tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, kedua jajaran pimpinan kepala Bakamla RI mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi sejumlah satuan dan fasilitas yaitu Marine Environmental Protection Command dan Coast Guard Education, Traning and Doctrine Command.

Kunjungan kerja ini bertujuan untuk mempererat hubungan dan menguatkan saling percaya sebagai kerangka kerja bersama untuk penguatan kapasitas bersama dalam penegak hukum di laut khususnya di wilayah perbatasan laut Indonesia dan Filipina serta kawasan pada umumnya.

Turut mendampingi kegiatan kunjungan tersebut, Deputi Informasi Hukum dan Kerjasama (Inhuker), Laksda TNI Putu Angga dan Kepala Bagian Humas Bakamal RI, Kolonel Bakamla Dr. Wisnu Pramandita serta Atase Pertahanan RI Kolonel (T) Bambang Widjonarko, ST.

(Humas Bakamla RI)

Kabar7News, Jakarta – Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) dan Australian Border Force (ABF) bersama perwakilan dari 21 negara tetangga menyelenggarakan kegiatan pelatihan bertajuk “11th Maritime Security Desktop Exercise (MSDE)”, di Jakarta, kemarin.

Acara yang berlangsung selama tiga hari ini dilaksanakan secara daring dan luring, yang turut melibatkan negara anggota Head of Asian Coast Guard Agencies Meeting (HACGAM). Selain Indonesia, negara peserta adalah Australia, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Kamboja, India, Jepang, Republik Korea, Laos, Malaysia, Maladewa, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Timor-Leste, Turki , dan Vietnam.

Acara ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan aparat keamanan maritim regional dalam memerangi berbagai insiden keamanan maritim sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.

Dalam sambutan pembukaan Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Aan Kurnia yang diwakili oleh Deputi Operasi dan Latihan Bakamla RI Laksda Bakamla I Gusti Kompiang Aribawa, CHRMP, menyoroti berbagai ancaman maritim dan keamanan yang terjadi di kawasan, peningkatan perdagangan, dan bagaimana ketergantungan negara pada sumber daya laut mendorong timbulnya berbagai masalah di perairan regional.

“Kerja sama yang komprehensif dari semua negara pantai di kawasan sangat penting dalam menangani masalah ini”, pungkas Laksda Bakamla Kompiang saat membaca sambutan Kepala Bakamla RI.

Wakil Kepala Misi Australia untuk Indonesia, Mr. Steve Scott dan Wakil Komandan MBC Claire Rees berbicara pada upacara pembukaan, menyambut para peserta dan menegaskan kembali pentingnya kerja sama dalam upaya untuk melawan aktivitas kriminal dalam domain maritim, dan dalam pengelolaan sumber daya laut. Keduanya mendorong peserta untuk terlibat aktif dalam latihan, dan menggunakan kesempatan untuk membangun jaringan profesional.

Selama program, peserta akan bekerja melalui skenario operasional realistis yang dirancang untuk menantang pemikiran mereka. Mereka akan didorong untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan kolektif mereka untuk memecahkan masalah, sambil bekerja dalam kerangka hukum internasional yang mapan.

MSDE akan difasilitasi oleh Direktur Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS) di University of Wollongong, Prof. Stuart Kaye.

Bakamla RI dan ABF, melalui MBC, berupaya memperluas pemahaman regional tentang hukum maritim internasional melalui konsep MSDE, yang dimulai pada tahun 2009. Sepuluh MSDE berturut-turut sejak saat itu telah mendorong peningkatan pemahaman regional tentang United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) dan hukum dan kebijakan maritim terkait. Hal ini mendorong penegakan hukum maritim yang lebih kuat dan kerja sama yang lebih erat di antara badan-badan maritim di kawasan ini.

(Humas Bakamla RI)

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.