Kabar7News, Jakarta – Senator atau anggota DPD RI asal Aceh Fachrul Fazi mengatakan bahwa semua anggota DPD RI terpilih punya hak yang sama secara konstitusi untuk maju Pimpinan MPR RI.

Menurut dia bahwa Semua anggota DPD RI terpilih 2019-2024, punya hak yang sama yang diatur dalam Tata Tertib DPD RI.

 “Tidak benar bahwa Tatib DPD RI ingin menjegal seseorang, 136 anggota DPD RI boleh maju sebagai calon pimpinan MPR RI,” jelas Fachrul di gedung MPR RI, Rabu (2/10/2019).

Senator Fachrul menjelaskan 136 orang anggota DPD RI terpilih adalah para negarawan dan tokoh-tokoh terbaik dan terpilih dari daerah masing-masing.

“Dimana logikanya, jika di daerah dipilih oleh rakyat dengan suara terbanyak tapi ketika di DPD RI dihambat, itu melanggar UU,” tegas Fachrul.

Dirinya mengatakan tidak perlu ada cegal mencegal bagi anggota DPD RI yang ingin maju.

“Kita harus menghargai hak asasi politik seseorang yang secara konstitusi dilindungi dan dalam undang-undang setiap anggota boleh dipilih dan memilih sebagai calon DPD RI,” tegasnya.

Dirinya mengajak semua anggota DPD RI untuk bersatu, tidak perlu ada konflik lagi, semua calon agar sportif dan saling kompak.

 “Kita butuh kebersamaan dan memperkuat DPD RI secara sama-sama. Setiap anggota memiliki hak berdemokrasi oleh karena itu mari membangun etika demokrasi yg bermartabat, hentikan perselisihan, mari bersatu untuk DPD RI yang kuat,” ditambahkannya.

Dirinya menjelaskan bahwa adanya calon pimpinan MPR RI dari DPD RI semua harus diakomodir.

 “Mari kita dewasa dalam berdemokrasi, kita negarawan,” tutupnya.
(Red)

Kabar7News, Jakarta – Ketua Fraksi Partai Gerindra MPR RI Ahmad Riza Patria mengatakan apabila kursi Ketua MPR diperoleh partainya, diyakini akan menunjukkan keseimbangan politik yang cantik dan menggambarkan keberagaman pendapat di Indonesia.

“Apabila Ahmad Muzani menjadi Ketua MPR, maka tampak keseimbangan politik yang cantik, menggambarkan keberagaman pendapat di republik ini. Dengan begitu rekonsiliasi nasional mendapatkan titik awal yang baik,” kata Riza Patria dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Dia mengatakan ada tiga lembaga perwakilan di tingkat nasional yaitu MPR, DPR dan DPD, Ketua DPR otomatis diambil PDI Perjuangan, sedangkan Ketua DPD dimenangkan La Nyala Mattalitti.

Karena itu menurut dia, kalau Ahmad Muzani menjadi Ketua MPR, maka tampak keseimbangan politik yang cantik, menggambarkan keberagaman pendapat di Indonesia.

“Diusungnya Ahmad Muzani untuk menggambarkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa pasca-Pilpres yang banyak menguras energi lahir dan batin, kini telah tiba masa dimana semua pihak membina kolaborasi politik tanpa meninggalkan check and balances,” ujarnya.

Selain itu dia menjelaskan, mekanisme pemilihan Ketua MPR akan dilakukan Kamis (3/10), para calon Ketua MPR berasal dari 10 nama yang diusulkan oleh fraksi/kelompok DPD.

Dia berharap para pimpinan partai politik bersama-sama dengan DPD RI mengusahakan kesepakatan musyawarah mufakat dan bermufakat agar Ahmad Muzani menjadi Ketua MPR.
(sumber:AntaraNews)


Kabar7News, Jakarta – Puan Maharani, politisi PDI Perjuangan sekaligus putri dari ketua umum partai banteng moncong putih, resmi dilantik sebagai Ketua DPR-RI periode 2019-2024.

Puan bersama empat orang Wakil Ketua DPR RI terpilih yakni Azis Syamsuddin (Fraksi Partai Golkar), Sufmi Dasco Ahmad (Fraksi Partai Gerindra), Rahmat Gobel (Fraksi Partai Nasdem), dan Abdul Muhaimin Iskandar (Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa), melakukan pengucapan sumpah dan janji jabatan yang dipimpin Ketua Mahkamah Agung (MA) Muhammad Hatta Ali pada forum rapat paripurna pemilihan pimpinan DPR RI di Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (01/10/2019) malam.

Adapun penandatanganan berita acara pelantikan yang ditandatangani oleh Ketua Mahkamah Agung (MA), pimpinan DPR RI yang baru mengucapkan sumpah janji, serta saksi dari rohaniawan.

Penyerahan pimpinan sidang dari pimpinan sementara Abdul Wahab Dalimunthe (Fraksi Partai Demokrat) dan Hillarry Brigitta Lasut (Fraksi Partai Nasdem) kepada Ketua DPR RI terpilih Puan Maharani serta empat Wakil Ketua DPR RI.

Penyerahan pimpinan tersebut ditandai dengan penyerahan palu sidang dan penyerahan buku memori kerja. Kemudian berphoto bersama pimpinan DPR RI terpilih yang baru dilantik.

Selesai sumpah dan penandatanganan, Puan menyampaikan pidato pertama sebagai ketua DPR RI periode 2019-2024.
(Affry)


Kabar7News, Jakarta – Rapat paripurna MPR RI dengan agenda pemilihan pimpinan yang akan mengumumkan 10 nama pimpinan MPR periode 2019-2024 akan diselenggarakan di Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Rabu, (02/10/2019).

Rapat paripurna penetapan pimpinan yang akan dipimpin oleh anggota tertua dan anggota termuda MPR RI, juga akan dilanjutkan dengan pemilihan ketua MPR RI dari 10 nama pimpinan yang disampaikan oleh masing-masing fraksi serta kelompok DPD RI di MPR RI.

Pada rapat tersebut fraksi-fraksi di MPR RI dan Kelompok DPD RI masing-masing akan menyerahkan satu nama dari fraksinya maupun dari kelompoknya yang ditunjuk menjadi pimpinan MPR RI periode 2019-2014.

Kemudian dilakukan pemilihan ketua MPR RI dari 10 nama yang telah disampaikan oleh masing-masing fraksi dan kelompok, serta telah diumumkan oleh pimpinan rapat paripurna dan telah disetujui forum anggota MPR RI.

Setelah nama-nama tersebut diumumkan dan telah terpilih ketua MPR RI, kemudian akan dilanjutkan dengan pelantikan yakni pengambilan sumpah dan janji jabatan yang akan dipimpinan oleh Ketua Mahkamah Agung RI.

Sampai saat ini, beberapa nama calon pimpinan MPR RI yang telah beredar di media antara lain, Ahmad Basarah dari Fraksi PDI Perjuangan, Bambang Soesatyo (Fraksi Partai Golkar), Ahmad Muzani (Fraksi Partai Gerindra), Lestari Moerdijat (Fraksi Partai Nasdem), Cucun Ahmad Syamsurijal (Fraksi PKB).

Kemudian, Zulkifli Hasan dari Fraksi Partai Amanat Nasional, sementara itu, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera, belum menyebut siapa kadernya yang akan ditunjuk menjadi pimpinan MPR RI.

Dari Partai Persatuan Pembangunan kemungkinan besar akan menunjuk Arsul Sani menjadi pimpinan MPR RI, serta dari Kelompok DPD RI masih ada beberapa nama yang disebut-sebut akan disampaikan menjadi pimpinan DPD RI, antara lain, Jimly Asshiddiqie dan Fadel Muhammad.
(sumber:AntaraNews)


Kabar7News, Jakarta – Ketua MPR Zulkifli Hasan hari ini, di Kompleks MPR DPR RI Senayan, Jakarta, Jumat akan memimpin Sidang Paripurna MPR Akhir Masa Jabatan 2014 – 2019.

“Sidang paripurna MPR dipimpin Ketua MPR Zulkifli Hasan dan diikuti seluruh anggota MPR,” kata Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah.

​​​​​​Sidang paripurna MPR berlangsung mulai pukul 09.00 WIB di Gedung Nusantara, Komplek MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta.

Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah menjelaskan sidang paripurna MPR ini akan dipimpin Ketua MPR Zulkifli Hasan didampingi para wakil ketua. Sidang paripurna ini akan diikuti seluruh anggota MPR yang terdiri atas anggota DPR dan DPD.

“Sidang paripurna MPR dipimpin Ketua MPR Zulkifli Hasan dan diikuti seluruh anggota MPR,” ujarnya.

Adapun agenda Sidang Paripurna MPR Akhir Masa Jabatan 2014 – 2019 adalah penetapan Peraturan MPR tentang Tata Tertib MPR, penetapan Keputusan MPR tentang Rekomendasi MPR Masa Jabatan 2014 – 2019, dan penyampaian laporan pelaksanaan wewenang dan tugas serta kinerja Pimpinan MPR Masa Jabatan 2014 – 2019.

Lebih lanjut Siti Fauziah merinci rangkaian susunan acara Sidang Paripurna MPR Akhir Masa Jabatan 2014 – 2019.

Diawali dengan persiapan pelaksanaan Sidang Paripurna MPR Akhir Masa Jabatan 2014 – 2019 pada pukul 08.00 WIB.

Petugas Sekretariat Jenderal MPR menempati posnya masing-masing. Pada pukul 08.30 WIB anggota MPR dan undangan lainnya memasuki ruang sidang Paripurna dan menempati tempat duduk yang telah ditentukan.

Sekitar pukul 08.58 WIB, pimpinan MPR didampingi Sekretaris Jenderal MPR menuju ruang sidang paripurna.

“Pada pukul 09.00 WIB Sidang paripurna dimulai,” kata Siti Fauziah.

Diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan mengheningkan cipta yang dipimpin Ketua MPR.

“Setelah pembukaan sidang Paripurna dilanjutkan dengan pidato Ketua MPR,” imbuh Siti Fauziah yang akrab disapa Ibu Titi ini.

Sebelum sidang paripurna MPR ditutup, dilakukan pembacaan doa. Sidang Paripurna MPR Akhir Masa Jabatan 2014 – 2019 diakhiri dengan menyanyikan kembali lagu kebangsaan Indonesia Raya.
(sumber:AntaraNews)

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.