Kabar7News, Jakarta – Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai #SpecialMissionVehicle Kementerian Keuangan RI yang memiliki mandat untuk mendorong ekspor nasional, menggelar diskusi mengenai environmental, social & governance (ESG) dan Economic Outlook di Kantor Pusat LPEI bersama Moodys Analytics. Webinar yang berlangsung pagi ini mengulas perkembangan ekonomi dinamis yang mendorong para pelaku usaha mampu mengantisipasi kebutuhan pasar dan menjawab standar dan tren global.

Pembahasan ini juga akan memperkuat pemahaman dan komitmen seluruh jajaran manajemen dan pegawai LPEI membangun ekosistem ekspor nasional terintegrasi secara berkelanjutan yang mengedepankan prinsip ramah lingkungan serta stabilitas ekonomi.

Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso pada webinar yang bertajuk “ESG Trends & Economic Outlook”, menekankan, “Indonesia Eximbank berkomitmen penuh dan proaktif mempromosikan dan memperkuat implementasi ESG dalam internal organisasi dan pada proses bisnis yang dilaksanakan.”

“Kami mendukung Presidensi G20 Indonesia yang mengusung tema “Recover Stronger, Recover Together” serta Roadmap Pemerintah RI menuju Net Zero di tahun 2060, dengan mengintegrasikan aspek-aspek terkait ESG dalam menjalankan mandatnya sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan RI,” ujar Riyani.

Riyani menuturkan bahwa LPEI membangun Green Office Lifestyle dan Budaya Ramah Lingkungan di dalamnya: penerapan prinsip-prinsip ESG dalam menghasilkan produk dan jasa yang mengikuti proses secara berkelanjutan di dalam ekosistem ekspor.

Pada webinar ini, LPEI mengundang Jewel Myrtel Bautista selaku ESG & Climate Risk Industry Practice Lead dan Steven Cochrane selaku Chief APAC Economist Economic Solutions Moodys Analytics yang membahas mengenai pentingnya ESG untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, khususnya ekspor nasional secara berkelanjutan.

Di sisi lain, LPEI juga mendorong pelaku usaha untuk turut proaktif memperhatikan dan menerapkan ESG melalui pendampingan dan pelatihan kepada para pelaku binaan LPEI untuk menghasilkan produk ekspor yang berdaya saing global serta ramah lingkungan. Dalam hal ini, program Desa Devisa mendorong peningkatan kapasitas usaha, kesejahteraan dan ekonomi, dengan menerapkan ESG di skala mikro.

(**)

Kabar7News, Cirebon – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) siap bersinergi bersama Kementerian Perdagangan Republik Indonesia untuk mendorong Ekspor Nasional khususnya sektor UKM berorientasi ekspor. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif LPEI, D. James Rompas dalam Press Conference untuk menyambut Trade Expo Indonesia ke-35 tahun 2020 di Cirebon, Jawa Barat, Kamis (5/11/2020).

“Kami mendukung sinergi Kementerian Perdagangan RI bersama LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI untuk bersama-sama meningkatkan ekspor nasional melalui berbagai fasilitas Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi dan Jasa Konsultasi” ujar D. James Rompas disela-sela acara pelepasan ekspor yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan dan dihadiri pula oleh Menteri Perdagangan, pelaku usaha dan wakil perbankan.

Sinergi antara Kementerian Perdagangan RI dan LPEI memang sudah terjalin sejak lama. Melalui Trade Expo Indonesia, Kementerian Perdagangan dan LPEI akan memfasilitasi para pelaku UKM berorientasi Ekspor untuk bertemu para calon buyer dari luar negeri.

“Kami mendukung sepenuhnya penyelenggaraan Virtual Trade Expo Indonesia 2020 pada tanggal 10-16 November mendatang. Meski masih berada di tengah-tengah pandemi COVID-19, kami tetap berupaya mendukung para UKM atau eksportir Indonesia untuk mendapatkan akses bertemu dengan buyer maupun calon buyer luar negeri.”

Virtual Trade Expo Indonesia menjadi ajang promosi bagi produk-produk Indonesia sekaligus business matching antara para pelaku usaha dengan buyer mancanegara. Pada event tersebut, LPEI akan mengikutsertakan 12 mitra binaan pilihan yang berasal dari program Jasa Konsultasi yang dinamakan Coaching Program for New Exporter (CPNE). Program ini sendiri bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada pelaku usaha agar siap menjadi eksportir dan bankable. Selain itu, LPEI juga akan menggelar Coaching Clinic bagi para pelaku UKM untuk menambah pengetahuan dalam berbisnis dan menembus pasar ekspor.

Saat memberikan sambutan di acara yang sama, Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto menekankan pentingnya sinergi antarlembaga, ” Saat ini berbagai terobosan untuk mendukung percepatan dan peningkatan ekspor sangat diperlukan. Sinergi antara dunia usaha, antar lembaga perbankan dan pemerintah jadi salah satu faktor pendukungnya”. Sebagai perwujudan sinergi itu LPEI, BNI dan BRI menyerahkan secara simbolis pembiayaan ekspor senilai Rp 16,1 miliar kepada 11 UKM berorientasi ekspor.

D. James Rompas menambahkan, saat ini LPEI juga menerima penugasan Pemerintah dalam program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) UKM Berorientasi Ekspor yang diluncurkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI No.372/KMK.08/2020. Pada kesempatan acara di Cirebon ini disampaikan secara simbolis penyaluran fasilitas pembiayaan Kredit Modal Kerja melalui skema PKE UKM Berorientasi Ekspor kepada 2 (dua) pelaku usaha UKM berorientasi ekspor yaitu PT Urchindise Indonesia dan CV Indo Arab Interprise.

Disampaikan D. James Rompas, “Di masa pemulihan akibat pandemi, LPEI menilai banyak pelaku usaha yang membutuhkan dukungan finasial maupun non finansial.” Dalam hal bentuk dukungan finansial, LPEI memiliki produk Penjaminan dimana LPEI berperan sebagai credit enhancer yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha untuk mendapatkan akses pembiayaan dari bank.

“Akses pembiayaan ini dibutuhkan oleh pelaku usaha untuk memulihkan roda bisnisnya dan bangkit dari keterpurukan akibat perlemahan aktivitas ekonomi yang di sebabkan oleh Pandemi,” imbuh D. James Rompas.

Adapun dukungan non finansial, salah satunya dilakukan LPEI dengan mendampingi UMKM di daerah melalui program Desa Devisa dengan tujuan UMKM tersebut dapat mandiri mengelola usaha hingga akhirnya mampu melakukan ekspor.

(Red)

 

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.