Kabar7News, Jakarta – Kawasan Eropa Tengah dan Timur merupakan pasar potensial produk ekspor Indonesia. Berpenduduk lebih dari 410 juta jiwa dan pendapatan per kapita rata-rata di atas USD10 ribu, kawasan Eropa Tengah dan Timur berpotensi menjadi tujuan ekspor dan pintu masuk produk Indonesia ke Uni Eropa, Eropa Barat dan Selatan, serta Asia Tengah. Sepanjang tahun 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai USD1,78 miliar ke kawasan tersebut, dengan Polandia menjadi tujuan ekspor tertinggi.

Seluruh data tersebut terangkum dalam buku Road to Poland yang diluncurkan dalam acara Indonesia Central and Eastern Europe (INACEE) Business Forum 2022 pada 19 Oktober 2022, dengan tema ‘Connecting Businesses’. Forum ini memfasilitasi penandatanganan kesepakatan bisnis antara pelaku usaha Indonesia dengan mitra di beberapa negara Eropa Tengah dan Timur.

Buku Road to Poland mengulas peluang, perkembangan dan proyeksi ekonomi Polandia di tengah dinamika perkembangan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia. Dalam buku ini diulas mengenai daya saing produk ekspor unggulan Indonesia ke Polandia, termasuk potensi pengembangan ekspor dan kerja sama atau peluang bisnis yang dapat ditingkatkan di antara kedua negara.

“Ini merupakan salah satu wujud adaptasi dalam mencari solusi guna mengatasi tantangan dunia saat ini, dalam upaya meningkatkan kerja sama dan kolaborasi perekonomian, perdagangan, investasi dan bidang lainnya antara Indonesia dengan negara mitra, khususnya di kawasan Eropa Tengah dan Timur,” kata Rini Satriani, Kepala Divisi Indonesia Eximbank Institute (IEB Institute) LPEI.

Buku yang disusun oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Warsawa ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama bilateral Indonesia dan Polandia. Polandia merupakan tujuan ekspor terbesar Indonesia untuk Kawasan Eropa Tengah dan Timur dengan total nilai ekspor tahun 2021 sebesar USD654,6 juta naik 48,40% (yoy) dan Januari-Agustus 2022 sebesar USD662,30 naik 54,13% (yoy). Beberapa produk Indonesia yang diminati di Polandia antara lain mi instan, permen kopi, batik, furnitur, kopi dan sawit.

Memasuki pasar baru merupakan tantangan bagi eksportir. Peluang dan risiko negara tujuan ekspor harus diidentifikasi secara komprehensif.

Oleh karena itu, buku ini dapat menjadi referensi dan panduan awal bagi eksportir dalam memasuki pasar Eropa Tengah dan Timur yang saat ini memiliki Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di atas USD4 triliun, khususnya ke Polandia.

(**)

Kabar7News, Jakarta – Presiden Joko Widodo memulai rangkaian kunjungan ke luar negeri, ke tiga negara yakni Italia, Inggris Raya, dan Persatuan Emirat Arab, pada Jumat, 29 Oktober 2021.

Pada negara pertama yang dikunjungi, Presiden akan berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang dilaksanakan di Roma, Italia, pada tanggal 30-31 Oktober 2021.

Selain menghadiri KTT, Presiden juga akan menjadi pembicara dalam kegiatan lain berkenaan mengenai UMKM dan peran perempuan.

“Undangan ini menunjukkan pengakuan dunia terhadap kebijakan keberpihakan kita kepada UMKM dan peran perempuan dalam bisnis UMKM,” ujar Presiden dalam keterangannya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Di akhir kegiatan KTT, Presiden menyebut Indonesia akan menerima keketuaan G20 dari Italia. Kegiatan G20 di bawah kepemimpinan Indonesia akan dimulai pada bulan Desember 2021.

“Ini merupakan kehormatan bagi kita, bagi Indonesia dan sekaligus tanggung jawab besar yang harus kita jalankan dengan baik,” lanjutnya.

Dari Roma, Presiden akan melanjutkan kunjungan kerja ke Glasgow, Britania Raya untuk menghadiri KTT Pemimpin Dunia COP26 yang berlangsung pada tanggal 1-2 November 2021. KTT yang dipimpin oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson tersebut akan dihadiri oleh 120 kepala negara dan kepala pemerintahan.

Presiden menegaskan, posisi Indonesia dalam isu perubahan iklim adalah sangat konsisten. Menurutnya, Indonesia akan terus bekerja keras memenuhi komitmen yang telah dibuat.

“Kita tidak ingin ikut dalam retorika yang pada akhirnya tidak dapat kita jalankan,” jelas Presiden.

Pada isu perubahan iklim, lanjut Presiden, Indonesia memiliki peran strategis karena Indonesia sebagai salah satu pemilik hutan tropis dan mangrove terbesar di dunia.

“Isu perubahan iklim harus terus diletakkan dalam kerangka pencapaian target SDGs sehingga hasilnya akan dapat berkelanjutan,” imbuhnya.

Dalam kunjungannya di Inggris, Kepala Negara juga akan melakukan temu bisnis dengan pimpinan dunia usaha Inggris yang berencana melakukan investasi ke Indonesia.

Dari Glasgow, Presiden akan bertolak ke Persatuan Emirat Arab pada tanggal 3-4 November 2021 untuk memperkuat kerja sama terutama di bidang perdagangan dan investasi.

“Akan terdapat pertemuan-pertemuan dengan Bisnis yang akan saya hadiri dan hasilnya akan baik bagi ekonomi kita,” tandasnya.

Kunjungan Presiden akan diakhiri dengan mengunjungi Paviliun Indonesia di Dubai Expo. Presiden diagendakan tiba di Indonesia pada tanggal 5 November 2021.

(bpmi setpres)

 

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.