Kabar7News, Ambon – Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Maluku, Komisaris Besar Polisi Drs. M. Rum Ohoirat, memberikan pesan dan motivasi kepada mahasiswa baru Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon tahun akademik 2022-2023.

Hal itu disampaikan dalam program kegiatan Pembekalan dan Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan yang berlangsung di gedung Auditorium Kampus IAIN Ambon, Kamis (8/9/2022).

Rum meminta sebanyak 620 mahasiswa baru IAIN Ambon untuk selalu menguatkan rasa persatuan dan kesatuan antar sesama anak bangsa.

“Kita semua berada di dalam satu bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia. Olehnya itu rasa persatuan dan kesatuan yang kuat sangat penting dilakukan karena bangsa Indonesia ini terdiri dari beragam budaya, ras, suku dan agama,” kata dia.

Rum menyampaikan, perbedaan adalah sunnatullah, yang tidak bisa dihindari. Jangan menjadikan perbedaan suku, ras dan agama sebagai sebuah persoalan.

“Kita tahu bersama saat ini di belahan dunia lain ada beberapa negara besar yang dulunya negara yang makmur kini hancur menjadi negara kecil. Hal itu terjadi karena adanya konflik yang dilatar belakangi perbedaan agama, suku dan ras. Sehingga negara tersebut menjadi tercerai berai hingga menjadi beberapa negara kecil saat ini,” kata dia mengingatkan.

Mantan Kapolres Kepulauan Aru dan Tual itu kembali mengingatkan mahasiswa, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.

Selain itu, tambah Rum, bangsa Indonesia juga memiliki berbagai suku, ras dan agama. Dengan beragam perbedaan itu, negara ini sangat rentan dari perpecahan. Dari kerentanan tersebut, maka lahirlah Pancasila sebagai dasar dan pemersatu bangsa Indonesia.

“Para mahasiswa sekalian kita harus pahami bahwa Pancasila adalah pandangan dan dasar ideologi hidup kita dalam berbangsa. Pancasila adalah hasil perjanjian luhur dari para tokoh bangsa kita terdahulu dalam mempersatukan bangsa kita ini, dan kita harus tahu bahwa musuh dari Pancasila adalah sikap intoleransi dan paham radikalisme,” katanya.
Sikap intoleransi dan radikalisme, tambah Rum, adalah orang atau kelompok yang menganggap diri merekalah yang paling benar dari semua orang. Kelompok tersebut tidak memilik rasa Nasionalis dan hormat terhadap Negara.

“Kelompok intoleransi dan radikalisme ini juga tidak ada rasa saling menghargai di antara sesama anak bangsa,” kata dia.

Padahal, kata Rum, Islam mengajarkan umatnya untuk saling menghormati antar sesama manusia. Islam tidak memaksakan keyakinan. Hal ini dibuktikan dengan adanya perjanjian Piagam Madinah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama semua umat beragama yang hidup di wilayah Madinah pada saat itu.

“Mungkin dalam kondisi bangsa kita saat ini, perlunya kita semua meneladani sejarah perjanjian Piagam Madinah yang dilakukan oleh baginda Nabi Muhammad SAW dengan semua umat beragama yang hidup di wilayah Madinah saat itu, yang mana perjanjian Madinah tersebut telah memberi kebebasan dan menjaga hak asasi semua umat beragama saat itu,” jelasnya..

Di sisi lain, mantan Wakil Direktur Reskrimum Polda Maluku ini juga meminta mahasiswa untuk menghindari penyebaran berita hoax atau tidak benar. Berita hoax dampaknya dapat memecah belah persatuan bangsa Indonesia dan akan menguntungkan para oknum tertentu dan kelompoknya.

“Kita tahu bersama peristiwa konflik sosial di Maluku pada tahun 1999 lalu, hal ini terjadi akibat adanya penyebaran berita hoax dikalangan masyarakat di dua komunitas berbeda, sehingga terjadilah konflik sosial antar sesama masyarakat Maluku dan hingga kini telah meninggalkan kesan yang tidak baik kepada orang Maluku,” ujarnya.

Olehnya itu, Juru bicara Polda Maluku ini mengajak seluruh mahasiswa untuk menghilangkan istilah mayoritas maupun minoritas.

“Saya minta mari kita hilangkan pemikiran tentang mayoritas dan minoritas, dan rasa curiga di antara kita sesama anak Maluku. Mari kita kuatkan rasa persaudaraan di antara kita bersama, dan mari kita membangun Maluku menjadi provinsi yang aman, damai dan sejahtera,” pintanya.

(**)

Kabar7News, Ambon – Kepala Kepolisian Daerah Maluku, Inspektur Jenderal Polisi Drs. Lotharia Latif, SH., M.Hum, berharap Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, dapat membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang kelak menjadi penyejuk, dan penguat tali persaudaraan di tengah masyarakat.

Demikian disampaikan Orang nomor 1 Polda Maluku itu saat berkunjung di Kampus Hijau tersebut, Kamis (31/3/2022). Ia didampingi Direktur Intelkam, Direktur Binmas, dan Kabid Humas Polda Maluku.

Dalam kunjungan itu, Kapolda disambut langsung oleh Rektor IAIN Ambon, Dr. Zainudin Abidin Rahawarin, M.Si bersama para Wakil Rektor, Dekan Fakultas dan sejumlah staf.

Mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur ini menyambut baik atas gagasan kerja sama dengan Perguruan Tinggi Islam di Maluku ini dalam bidang pendidikan.

“Saya selaku pimpinan sangat senang dan menyambut baik jika dilaksanakan kerja sama antara Polda Maluku dengan lembaga IAIN Ambon di bidang pendidikan,” katanya.

Menurutnya, pendidikan sangat diprioritaskan untuk peningkatan SDM Polri. Hal ini dapat dibuktikan dengan program Presisi Kapolri.

“Kalau hal itu (kerja sama) masih belum kongkrit, maka kita akan buat hingga kerja sama itu menjadi kongkrit, karena sumberdaya manusia polri juga sangat diprioritaskan sebagaimana program Presisi Kapolri kita saat ini,” tegasnya.

Ia berharap, kerja sama untuk peningkatan SDM nantinya juga bisa melalui kuliah umum dan yang lainnya. Termasuk penyampaian materi atau pelajaran untuk penguatan mental personel polri khususnya Bintara. Ia mengaku pendidikan Bintara hanya dijalani selama 5 bulan, namun saat dilantik mereka sudah dapat menegakan aturan hukum dalam penugasannya.

Peran dan dukungan dari IAIN Ambon kepada Polda Maluku, juga diharapkan terkait penanganan Kamtibmas di wilayah Maluku, khususnya di kota Ambon.

“Lembaga pendidikan IAIN Ambon harus dapat membentuk orang-orang yang memiliki sumberdaya manusia dan mental kepribadian yang baik, sehingga mereka nantinya akan kembali ke tengah-tengah masyarakat dan menjadi penyejuk dan penguat tali persaudaraan di Maluku,” harapnya.

(**)

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.