Kabar7News, Jakarta – Situasi Kabupaten Intan Jaya Papua menjelang upacara pentabisan imamat tiga orang diakon terasa sangat aman dan kondusif.

Masyarakat sangat antusias menyambut pentabisan yang akan berlangsung pada hari Selasa mendatang, (12/10/2021).

Hal itu disampaikan Doni salah satu aparat keamanan yang ikut bertugas mengamankan jalannya kegiatan ketika dihubungi awak media, Sabtu (9/10/2021).

Dijelaskannya, hari ini ribuan masyarakat turun ke jalan hingga ke Bandara Bilorai guna menyambut kedatangan tiga orang calon imam yang terbang dari Timika.

“Tidak ada rasa takut, semua riang gembira bersama TNI dan Polri menyambut kedatangan tiga calon imam yang akan bertugas di wilayah Keuskupan Timika,” jelas Doni.

Menurut Pastor Yustinus dari Gereja Santo Misael Bilogai Intan Jaya, Uskup Timika Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC akan memimpin Perayaan Ekaristi dalam rangka pentahbisan tiga orang diakon menjadi imam di Gereja St Michael Bilogai, Sugapa.

“Para diakon yang akan ditahbiskan sebagai imam yaitu, Fransiskus Sondegau, Yoseph Bunai, dan Yeheskiel Belau,” jelas Pastor Yustinus.

Pemerintah Daerah  Kabupaten Intan Jaya turut serta terlibat dalam persiapan Misa Ekaristi Pentahbisan Imam yang akan diikuti puluhan imam serta umat dari delapan gereja di Dekenat Moni Puncak Jaya Papua.

(ketty)

Kabar7News, Jakarta – Tim Pengacara Hercules, R Mas MH Agus Rugiarto SH yang biasa disapa Gus Agus Floureze minta Pemerintahan Presiden Joko Widodo agar segera bereskan permasalahan Intan Jaya dengan benar karena ini terkait tatanan pengakuan Negara.

Menurut Gus Agus, Selasa (29/6/2021) kemarin pihaknya melakukan pertemuan dengan Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni menyikapi permasalahan di Intan Jaya tersebut.

“Selain Permasalahan adanya Komplain dari tiga Kabupaten yang mengakui daerah tambang di Intan Jaya merupakan wilayah mereka berdasarkan RT/RW, akan tetapi daerah potensi tambang tersebut diduga menjadi konflik antara masyarakat dengan pihak perusahaan yang akan menguasai daerah pertambangan tersebut,” terang Gus Agus kepada Kabar7News berdasarkan keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (30/6/2021).

Untuk itu, lanjutnya butuh perhatian serius dari Pemerintah Pusat untuk menangani Permasalahan Pertambangan di Daerah Intan Jaya tersebut.

Dia menjelaskan bahwa Distrik Supaga merupakan daerah potensi tambang emas yang pernah menjadi bagian dari wilayah Kontrak Karya II PT Freeport Indonesia (PTFI) tahun 1991. Eksplorasi PT Freeport Indonesia di Blok Wabu, Distrik Sugapa, mengidentifikasi cadangan sebesar lebih dari 116 juta ton bijih mineral berkandungan emas dan perak.

Sementara Ketum LBH Pasific Jakarta Pusat, bahwa setiap ton (1.000 kilogram) bijih itu rata-rata berkandungan 2,16 gram emas dan 1,76 gram perak, dengan cut off grade sekitar 1 gram per ton. Total emas yang dapat dihasilkan diperkirakan mencapai 8,1 juta ons emas.

”Tadi saya Berkunjung ke Kantor Menteri ESDM Arifin Tasrif, akan tetapi orangnya tidak berada ditempat lagi WFH karena kantornya lagi Semi Lockdown, walaupun demikian saya telepon menteri yang lain bicarakan Blok Wagu ini agar pemerintah harus memperhatikan, karena arahan Pak Menteri ke Ditjen ESDM di Gatot Subroto, saya diterima baik disana, rencana Pertemuan dengan Bupati Intan Jaya ditunda sampai menunggu Lockdown berakhir,” jelas Gus Agus.

Menurut Agus bahwa Blok Wabu itu dikembalikan PTFI kepada pemerintah pusat pada awal Juli 2015, sebagai bagian dari kesepakatan dalam negosiasi Kontrak Karya PTFI menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) meski sudah melakukan eksplorasi, PTFI belum pernah melakukan eksploitasi Blok Wabu.

Adapun rencana penambangan blok Wabu justru baru tersiar pada 22 September 2020, saat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.

Pada saat itu Erick menyatakan Kementerian BUMN telah bersurat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif agar memberikan Blok Wabu kepada perusahaan BUMN PT Aneka Tambang Tbk.

Ternyata, sejak 20 Februari 2020 Direktur Utama Holding BUMN Tambang MIND ID, Orias Petrus Moedak telah mengirim surat kepada Gubernur Papua. Ia pun meminta Pemerintah Provinsi Papua merekomendasikan pemerintah pusat untuk memberikan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) eks wilayah Blok B PFFI kepada MIND ID.

Selanjutnya pada 29 September 2020, Orias Petrus Moedak menyatakan pihaknya telah menerima surat jawaban Gubernur Papua atas permintaan rekomendasi itu. Orias menyatakan Gubernur Papua meminta penambangan Blok Wabu dilakukan dengan melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Papua. Orias menyatakan PT Aneka Tambang Tbk dapat membuka joint venture dengan BUMD Pemerintah Provinsi Papua.

”Dan setahu saya Pernyataan Orias itu berkesesuaian dengan salinan surat Gubernur Papua yang beredar luas pasca insiden penembakan Pendeta Yeremia Zanambani. Salinan surat bernomor 540/11625/SET tertanggal 24 Juli 2020 yang mencantumkan tanda tangan Gubernur Papua Lukas Enembe itu menyatakan Pemerintah Provinsi Papua mendukung dan merekomendasikan WIUPK Blok Wabu seluas 40 ribu hektar diberikan kepada MIND ID,” ujar Pengacara Hercules ini.

Agus mengungkapkan bisa jadi aktivitas penambangan di blok Wabu menjadi masalah sosial baru, karena dapat berdampak terhadap penghidupan dan kehidupan masyarakat adat di Intan Jaya.

Menurut pengacara tambang rakyat ini, dengan latar belakang sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat Intan Jaya, maka pola-pola ketidakadilan dan marginalisasi akan menjadi konsekuensi nyata di masa mendatang dan Keberadaan Blok Emas Wabu juga akan memunculkan potensi konflik yang lebih rumit untuk diselesaikan.

“Dalam pemetaan, daerah pegunungan tengah Papua cenderung menjadi lokasi dari berbagai jenis konflik, kalau tidak Pemerintah selesaikan dengan Benar,” pungkas Gus Agus.

(wem)

Kabar7News, Jayapura – Socratez S. Yoman, Presiden Persekutuan Gereja-Gereja Baptis West Papua mengecam upaya pembakaran pesawat milik Mission Aviation Fellowship (MAF) yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya pada 6 Januari 2021 lalu.

Dalam keterangannya, Socrates menganggap bahwa pembakaran pesawat milik misionaris tersebut sama seperti sedang mencoba membunuh kehidupan bagi Papua.

“Pembakaran pesawat MAF yang diisikan para misionaris adalah perlawann terhadap keagungan Tuhan. Saya mengecam perlakuan yang dilakukan oleh kelompok TPNPB itu,” tegasnya.

Menurut Socratez, Papua adalah daerah menginginkan kebebasan dan kemerdekaan, sebab ia berangggapan bahwa saat ini banyak pihak telah mengisi posisi di Papua untuk kepentingan lain.

“Papua ini pulau besar yang terombang-ambing. Ada banyak pihak yang mengisi kekosongan di Papua dan itu tidak sesuai dengan keinginan rakyat Papua. Sehingga yang menjadi satu-satunya jawaban bagi Papua adalah nilai keagamaan,” ungkapnya.

Pendekatan kedamaian yang dibawa para misionaris menjadi satu-satunya harapan bagi Papua dihancurkan juga oleh kelompok separartis.

“Biadab, mereka adalah kelompok biadab yang tidak memakai otak dalam setiap tindakannya. Misionaris itu harapan bagi Papua, mereka menyebarkan ilmu dan firman Tuhan untuk kedamaian tanah Papua, kenapa diteror?,” pungkasnya.

(red)

Kabar7News, Papua – Kontak tembak kembali terjadi di Intan Jaya, Papua. Kontak tembak terjadi di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Personel Satgas Yonif R 400/BR yang sedang patroli untuk menjamin keamanan warga masyarakat, ditembak KKB pada Jumat (6/11/2020).

Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa dalam rilis tertulisnya menyebutkan 2 prajurit TNI ditembak, 1 diantaranya gugur, atas nama Pratu Firdaus.

“Saat ini sedang dilaksanakan proses evakuasi korban,” ujarnya.

Suriastawa juga menyampaikan, bahwa kejadian ini menambah daftar korban jiwa di Intan Jaya. Bukan hanya prajurit TNI/Polri yang memang bertugas, warga sipil juga jadi sasaran kebiadaban KKB.

“Dan kemarin kita mendengar pernyataan Bupati Intan Jaya tentang kelakuan KKB yang suka mengambil dana desa. Selebaran permintaan dana kepada masyarakat juga beredar. Dan ini semua menunjukkan bahwa KKB dan pendukungnyalah akar masalah di Papua,” jelasnya.

(Red)

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.