Kabar7News, Jakarta – Presiden RI Ir. H. Joko Widodo melantik Letjen TNI Ganip Warsito, S.E., M.M. sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggantikan Letjen TNI Doni Monardo yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Juni 2021, bertempat di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (25/5/2021).

Pelantikan Kepala BNPB berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 79/P Tahun 2021 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yang ditetapkan di Jakarta 24 Mei 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo mengambil dan mendiktekan sumpah jabatan Kepala BNPB yang baru.  “Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab”.

Acara pelantikan diakhiri dengan pemberian ucapan selamat oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, diikuti oleh tamu undangan terbatas yang hadir dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Letjen TNI Ganip Warsito kelahiran Magelang pada tanggal 23 November 1963. Sebelum menjabat sebagai Kepala BNPB, Letjen TNI Ganip Warsito adalah Kepala Staf Umum (Kasum) TNI yang dilantik Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, S.I.P. pada 1 Februari 2021 lalu. Selain itu, lulusan Akabri 1986 ini pernah menduduki jabatan strategis di lingkungan militer dan berpengalaman dalam beberapa penugasan di medan operasi, baik dalam maupun luar negeri.

Beberapa jabatan itu antara lain Direktur Latihan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI AD (2014-2015), Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 2/Kostrad (2015-2016), Pa Sahli Tk. III Bid. Polkamnas Panglima TNI (2016), Pangdam XIII/Merdeka (2016-2018), Pa Sahli Tk. III Bid. Hubint Panglima TNI (2018), Asops Panglima TNI (2018-2019), dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III (2019-2021).

Sedangkan beberapa penugasan operasi yang pernah dilaksanakan sosok Jenderal Bintang Tiga ini selama berkarir di dunia militer antara lain Operasi Seroja Timor Timur (1988, 1992, 1994 dan 1996), Operasi Banwil Maluku pada tahun 2002, Operasi Pengamanan Perbatasan RI-RDTL tahun 2003, RI-Malaysia tahun 2012, dan RI-Philipina tahun 2017, Operasi Tinombala tahun 2017, dan Operasi Papua tahun 2018. Untuk penugasan luar negeri, antara lain di negara Pakistan, Brunei, Korea Selatan, Pakistan, Afrika Tengah, Malaysia, dan Thailand.

Dengan pengalaman jabatan dan berbagai penugasan operasi itu, Letjen TNI Ganip Warsito diyakini dapat melaksanakan amanah tugas yang diberikan kepadanya sebagai Kepala BNPB, terutama dalam menghadapi tantangan tugas berupa penangganan Covid-19 dan manajemen bencana alam di wilayah Indonesia.

Hal ini bisa dipahami karena memang TNI selama ini sangat aktif menjalankan fungsi penanganan bencana dengan memobilisasi dan pengerahan kekuatan TNI dalam penanggulangan bencana di Indonesia, dan Presiden Jokowi melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan bahwa jabatan Kepala BNPB adalah dijabat oleh perwira tinggi aktif, agar setiap terjadi bencana bisa mudah mengerahkan pasukan.

(Puspen TNI)

Kabar7News, Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo meminta masyarakat yang tinggal di daerah berpotensi tinggi terkena banjir untuk mengutamakan keselamatan jiwa mengingat diperkirakan curah hujan sangat ekstrem masih akan terjadi.

“Yang penting selamatkan jiwa terlebih dahulu” kata Kepala BNPB dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Rabu (1/1/2020).

Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika intensitas curah hujan yang sangat ekstrim terjadi pada pergantian tahun 2019-2020. Ini menjadi salah satu faktor penyebab banjir.

BMKG memprediksi masih terjadi hujan sehingga masih mungkin terjadi banjir lagi. Karenanya, BNPB mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah yang potensi banjirnya akan meningkat agar melakukan evakuasi ke tempat aman terlebih dahulu.

Curah hujan sangat ekstrem melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. Menurut dia, hujan kali ini bukan hujan biasa.

Data intentitas curah hujan saat pergantian tahun 2019-2020 dari beberapa titik pengukuran di antaranya dari TNI AU Halim Perdanakusuma mencapai 377 milimeter per hari (mm per hari), Taman Mini mencapai 335 mm per hari dan Jatiasih Bekasi mencapai 259 mm per hari.

Sebagai perbandingan, BMKG mencatat intensitas curah hujan saat Jakarta mengalami banjir besar di antaranya pada 1996 mencapai 216 mm per hari, di 2002 mencapai 168 mm per hari, di 2007 mencapai 340 mm per hari, di 2013 mencapai 100 mm per hari2 di 2015 mencapai 277 mm per hari, dan di 2016 mencapai 100-150 mm per hari.

Dari data Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan yang terkumpul dari Selasa (31/13), pukul 07.30 WIB hingga Rabu (1/1), pukul 07.30 WIB, telah terjadi sembilan bencana banjir yang di antaranya terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Seluma di Bengkulu, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Tapin di Kabupaten Kalimantan Selatan.

Sedangkan tiga banjir bandang terjadi di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, dan Kabupaten Labuanbatu Sumatera Utara.

(Sumber:AntaraNews)

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.