Kabar7News, Jakarta – Setelah melalui proses penjurian yang seksama, para pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021 akhirnya resmi diumumkan.

Pengumuman pemenang dikemas dalam Launching Hari Pers Nasional (HPN) 2022 Anugerah Adinegoro, yang disiarkan secara langsung di TVRI Nasional, Minggu (30/1/2022) malam.

Hadir Dirjen Kominfo Usman Kansong, Ketua KPI Pusat Agung Suprio, Wakil Ketua Dewan Pers Hendry CH Bangun, Ketua Umum PWI Pusat dan juga Penanggung Jawab HPN, Atal Sembiring Depari, Ketua KPI Pusat Agung Supri, Direktur Program dan Berita LPP TVRI Irianto, serta Sekda Pemprov Sultra Nur Endang Abbas.

“Lengkapnya Anugerah Jurnalistik Adinegoro bukan hanya sekadar Anugerah Adinegoro. Jadi ini adalah kebanggaan kalangan pers di Indonesia. Semula ini dimulai tahun 1974, diawali oleh PWI Jaya, kemudian pada tahun 2009 diangkat oleh PWI Pusat, dan menjadi lebih luas kategorinya. Sekarang ada enam, yang semula satu kategori,” ulas Ketua Panitia Tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro PWI Pusat, Rita Sri Hastuti menceritakan sejarah penghargaan tertinggi bagi karya jurnalistik di Tanah Air ini.

Proses penjurian berlangsung selama bulan Desember 2021 secara virtual mengingat situasi masih pandemi COVID-19.

Totalnya ada enam kategori yang dilombakan, yaitu liputan berkedalaman untuk media cetak, liputan berkedalaman untuk media siber, liputan berkedalaman untuk media televisi, liputan berkedalaman untuk media radio, foto berita untuk media cetak dan media siber, serta karikatur opini untuk media cetak dan media siber.

Kategori in-depth reporting Media Cetak dan Siber

Pemenang Kategori Media Cetak oleh Andy Riza Hidayat, Dhanang David Aritonang, Insan Alfajri, Irene Sarwindaningrum dari Harian Kompas berjudul ‘Berbahaya, Masker Medis Palsu Beredar di Masyarakat’ yang diterbitkan 3 April 2021.

“Saya memberikan ini dengan nilai tertinggi adalah pertama ada magnitude dan dampaknya luas terkait COVID. Pesan ini disampaikan di tengah anjuran pemerintah dan bnyak pihak untuk memakai masker, 3M tapi ternyata masker saja tidak cukup,” komentar Ketua Juri Anugerah Adinegoro 2021 untuk Kategori In-Depth Reporting Media Cetak, Putut Tri Husodo.

Putut melanjutkan, isu yang diangkat dalam artikel tersebut agak orisinil. Sebab, jarang ada wartawan lain mengincar teknis sedetail seperti disajikan Andy Riza dkk. “Jadi _effort$ -nya menurut saya cukup luar biasa dan hasilnya ini menggunakan code of conduct yang sangat baik, yaitu membawa ke laboratorium ITB sehingga hasilnya sangat valid sebagai sebuah karya jurnalistik yang investigatif,” ucapnya.

Poin lain yang disorotinya adalah wawancara ke berbagai pihak juga cukup luas. “Dengan demikian, saya memberikan apresiasi tertinggi untuk karya ini meski dalam penyajiannya garing, tidak terlalu colourful bahasanya resmi. Ini kelemahan satu-satunya,” ucap mantan Wakil Pemimpin Redaksi Gatra dan mantan wartawan Majalah Tempo ini.

Juri lainnya, Asro Kamal Rokan menanggapi singkat. “‘Berbahaya, Masker Medis Palsu Beredar di Masyarakat’ ini memang persoalan perlindungan masyarakat dan lemahnya pengawasan, ini salah satu yang saya unggulkan,” ungkap Presiden Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami) tersebut.

Sri Mustika (akademisi) menyebutkan, ada beberapa karya peserta lain yang sebetulnya ia unggulkan meski bukan yang menjadi nomor satu. “Misalnya melawan petaka perkawinan anak, ada kaitannya juga dengan pandemi banyak orang kesulitan secara ekonomi, mengawinkan anaknya di bawah umur. Walaupun itu soal perkawinan saya kira masih ada relevansi dengan covid,” tuturnya.

Kemudian artikel berjudul ‘Saling Menguatkan di Antara kehilangan’ (Media Indonesia) yang juga dinilainya layak menjadi nominasi pemenang.

“Bagaimana anak-anak yang menjadi yatim, saling mencover sama tetangga. Ini baru pertama, walau zaman dulu sudah ada, donasi ASI mengalir dari jauh. Satu kelompok ibu-ibu di grup WA, dokter anak bergabung di situ menyelamatkan anak-anak yatim yang ibunya meninggal karena covid. Mereka tetap mendapat haknya menerima ASI eksklusif, ini satu kegiatan atau gerakan sosial yang cukup aktual dan baru, inovatif dan juga inspiratif,” puji Sri.

Untuk Kategori Media Siber dimenangi Sunariyah dan M. Ilman Nafi’an dari IDN Times.com dengan judul ‘Bertaruh Nyawa, Berjuang Melawan Ganasnya COVID-19’ yang diterbitkan 29 November 2021.

Mulharnetti Syas selaku juri kategori in-depth reporting media siber bersama Yoko Sari dan Priambodo RH sepakat memilih artikel karya tim IND Times.com tersebut. Dari segi tema terkait COVID-19, menurut Netti, begitu Mulharnetti Syas disapa, lebih tetap sasaran, utamanya persepsi menggiring opini publik dan kedalaman materi.

“Karakteristik dari media siber ini lengkap karena dia meng-hiperlink ke data-data yang dia punya, kemudian dia punya info grafis, sumber beritanya tidak satu orang,” urai akademisi dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta tersebut.

“Ada yang beberapa (karya peserta lain) feature tapi seperti observasi. Ketika saya membaca berita ini sampai tiga kali, saya mendapatkan informasi yang utuh, komprehensif,” imbuhnya.

Meski begitu, bagi Yoko Sari, artikel ‘Bertaruh Nyawa, Berjuang Melawan Ganasnya COVID-19’ masih memiliki kelemahan. “Ada satu hal yang menurut saya tidak tersentuh, bagaimana pemerintah mengatasi itu, tidak menjawab yang diinginkan pembaca. Kita tahu ada masalaah ini, masyarakat kekurangan oksigen, tapi apa langkah pemerintah tidak ada. Tidak ada figur di-leadnya itu juga membuat satu nilai minus bagi artikel ini,” ungkapnya.

Kategori in-depth reporting Televisi dan Radio

Pemenang Kategori Televisi diraih oleh Miftah Faridl, Aga Dipa, Agoes Soekarno dari CNN Indonesia TV bertajuk ‘Menghapus Mereka Yang Mati’ yang ditayangkan 22 Oktober 2021.

Ketua Juri Kategori Televisi, Nurjaman Mochtar melihat karya Miftah dkk mengkonfirmasi angka-angka tentang orang mati di tengah pandemi. Angka-angka ini menjadi acuan pengambil keputusan, tapi tidak diungkapkan ke publik.

“Jadi data-data ini dikeluarkan tidak sesuai dengan kenyataan, wartawan ini, saya melihat Menghapus Jejak Kematian pada keakurasian yang baik karena ini bisa untuk diambil keputusan. Ini selisihnya hingga 5 persen ke atas, terakhir closingnya adalah bahwa kematian ini bukan sekedar angka,” tuturnya.

Komentar senada diutarakan juri lainnya, Tjandra Wibowo. Ia setuju ‘Menghapus Mereka yang Mati’ secara alur rapih dan bukan sekadar angka.

“Saya sudah cocok dengan Ibu Tjandra dan Pak Nur, ini bagi saya cukup jeli diangkat menjadi sebuah problem yang diangkat. Menghapus Mereka yang Mati nesw value ok, data dan kelayakannya juga ok diprosenya juga cukup kuat,” timpal akademisi dari Universitas Padjajaran, Dadang Rahmat Hidayat yang juga juri Kategori Media Televisi.

Selanjutnya, pemenang Kategori Radio adalah Taufik, Ramli, dan Dian dari RRI Sintang berjudul ‘Oksigen Terakhir untuk Ayah’ yang disiarkan 3 Agustus 2021.

Frank Pedak yang menjadi juri kategori ini, langsung mengomentari judul siaran berdurasi sekitar 7 menit tersebut. “Sangat puitis dari judulnya. Dia juga menggunakan metode induksi yang umumnya digunakan dalalm pemuatan human interest,” puji Frank.

Salah seorang juri lainnya, Harleyantara sependapat narasi yang disajikan dalam siaran ini tidak monoton. “Bagi saya mixing narasi narsumnya oke bener, dari segi ilmuwan dan human interest-nya masuk. Begitu juga dari sisi seninya masuk juga. Keren pokoknya,” ujar Harley.

Ketua Juri Kategori Radio, Awanda Erna mengamini karya Taufik dkk layaka dijadikan sebagai pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022. “Kalau in-depth, saya memilih perjuangannya dan feature saya memaklumi. Jadi kesimpulannya, ‘Oksigen Terakhir untuk Ayah’’ yang menjadi unggulan ini sudah memenuhi tema aktual, semangat dan harapan. Secara teknik penyajiannya juga ok, dari sudut mixing dan dinamis,” ujarnya.

Kategori Foto Berita dan Karikatur

Kategori Foto Berita dimenangkan oleh Sigid Kurniawan dari LKBN Antara dengan judul ‘Ganda Putri Indonesia Raih Emas Olimpiade’ yang terbit pada 2 Agustus 2021.

Setidaknya ada 214 foto yang diseleksi hingga akhirnya Tim Juri yang diketuai Oscar Matuloh didampingi Reno Esnir (praktisi) dan Melly Riana Sari (akademisi) sepakat memilih karya Sigid Kurniawan sebagai pemenang.

‘Foto ini tidak hanya dinilai dari momen, teknis itu juga kami pertimbangkan, ekspresi yang terlihat di sini benar-benar masuk, dapat, dibantu teknik yang baik,” kata Melly singkat.

Oscar tak memungkiri sebetulnya banyak foto dengan kejadian mirip karya Sigid tersebut. “Foto ini dibuat fotografer Indonesia, pewarta foto kita. Saya juga kebetulan melihat jumlah foto-foto demikian, yang mirip kejadiannya dan kelihatannya kok gambar ini memang yang tepat,” ucap Oscar.

Meski sederhana, menurut Oscar, pengambilan gambar karya itu tidak mudah. “Ini kalau nggak salah lensa 300an mili, dia harus berdiri di posisi tertentu, enggak boleh terlalu dekat, tapi dia bisa meletakkan komposisinya dengan baik,” jelas fotojurnalis terkemuka Indonesia yang saat ini menjabat kepala Divisi Museum dan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA tersebut.

Kemudian dari segi momentum, saat ganda putri Indonesia, Apriani Rahayu terlihat menyeka air mata. Di belakangnya terdapat lima cincin berwarna yang saling terkait. “Kita bisa melihat ada simbol negara kita, ada simbol bendera dan secara keseluruhan kita bisa melihat gambar ini menjadi satu jawaban tentang bentuk perlawanan kita juga terhadap satu kerja keras, tapi kita perlu ingat bahwa olahraga ini berlangsung untuk melawan pandemi. Kita berhasil meraih dalam tanda petik pada waktu itu menyatukan Indonesia secara keseluruhan. Jadi ini simbol yang nyata, sebuah kekuatan foto,” pungkasnya.

Adapun pemenang Kategori Karikatur diraih oleh Ashady dari JPPN.com, berjudul ‘Kritiklah Daku’ terbitan 16 Februari 2021.

Panitia menyediakan hadiah Rp25 juta untuk pemenang tiap kategori, trofi, serta piagam penghargaan dari PWI/Panitia HPN 2021. Hadiah akan diserahkan di hadapan Presiden Joko Widodo pada acara puncak HPN 2022 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 9 Februari mendatang.

Selamat kepada para pemenang! (Panitia Tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro-HPN 2022 PWI Pusat)

(**)

Kabar7News, Jakarta – Kompetisi jurnalistik tertinggi dan paling bergengsi di Tanah Air, yakni Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021 siap digelar.

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat kembali mengundang seluruh seluruh wartawan media cetak, siaran televisi dan radio, serta media siber di Indonesia untuk mengirimkan karya jurnalistik terbaik dalam ajang prestius ini.

Tahapan pendaftaran dibuka mulai 11 September 2021 hingga batas akhir November 2021.

Lomba ini terbuka bagi semua wartawan yang bekerja secara aktif dan diakui, bukan wartawan lepas alias freelance.

PWI Pusat menunggu karya para insan pers yang mengangkat tentang Semangat dan Harapan.

Ketua Panitia Tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro, Rita Sri Hastuti menjelaskan, dalam situasi pandemi Covid-19 yang masih melanda Tanah Air, sebagian besar masyarakat merasa putus harapan. Karena itu karya jurnalistik yang memberi inspirasi dan membangkitkan semangat akan membantu banyak orang untuk berani menggapai harapan.

“Dalam harapan terdapat kekuatan yang membuat kita berjuang untuk mencapai suatu keberhasilan dan mematahkan segala rintangan, sedangkan semangat adalah alat yang diperlukan untuk mencapai harapan. Semangat ini terinspirasi dari pemikiran tokoh pers Indonesia yang menjadi nama penghargaan ini, Adinegoro,” papar Rita Sri Hastuti.

Adinegoro di dalam bukunya Falsafah Ratu Dunia, menekankan bahwa pers mempunyai hubungan sangat erat dengan masyarakat karena pers berperan penting mencatat hingga memublikasikan berbagai informasi yang dapat membentuk pendapat publik.

“Karena itu, wartawan melalui kelembagaan persnya berperan penting membangun semangat dan harapan masyarakat dalam menjalani kehidupannya,” imbuh Rita Sri Hastuti mengutip.

Kirimkan karya Anda sesuai dengan tema di atas, yang dimuat/ditayangkan/disiarkan sekitar tanggal 1 Desember 2020 – 30 November 2021.

Karya berupa liputan berkedalaman (indepth reporting) baik di media cetak, media siber, media televisi, maupun media radio. Karya tidak bersambung/tidak berseri.

Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021 dibagi dalam enam kategori, yakni indepth reporting (liputan berkedalaman) untuk media cetak (AA1), indepth reporting untuk media siber (AA2), indepth reporting untuk media televisi (AA3), indepth reporting untuk media radio (AA4).

Selanjutnya, foto berita untuk media cetak dan media siber (AA5), karikatur opini untuk media cetak dan media siber (AA6).

Hanya ada satu pemenang pada tiap kategori yang akan mendapatkan hadiah Rp25 juta, trofi, serta piagam penghargaan dari PWI/Panitia HPN 2021.

Panitia Tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro juga akan mengumumkan dan memberikan piagam penghargaan kepada 30 nomine terbaik.

Syarat Pengiriman Karya:

1. Semua peserta Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021 wajib mendaftar melalui formulir pendaftaran di google form: https://s.id/DAFTAR-ADINEGORO atau scan QR Code yang disediakan panitia.

2. Setiap peserta wajib mengisi formulir dengan menyertakan salinan identitas diri (kartu karyawan/pers) dan surat pengantar dari redaksi.

3. Seluruh karya dari seluruh kategori wajib disertai sinopsis/cerita singkat (2-3 paragraf) mengenai isi dan proses pembuatannya. Khusus untuk karya televisi dan radio disebutkan pula clock program bersama sinopsis.

4. Khusus untuk televisi, karya minimal harus dalam format minimal 720p (HD). Jika ukuran file lebih dari 1 GMB, wajib dikirimkan melalui layanan video streaming, seperti Youtube, vidio.com atau melalui layanan cloud sharing, seperti gdrive, dropbox, dan sejenisnya. Cukup menuliskan/menyertakan link-nya saja di bagian form online yang sudah ditentukan. Pastikan link bisa diakses oleh panitia dan dewan juri.

Adapun untuk penjurian akan berlangsung pada Desember 2021 hingga Januari 2022.

Dewan juri dalam Lomba Anugerah Jurnalistik Adinegoro ini terdiri atas tokoh pers, pengamat, dan akademisi yang menguasai bidang jurnalistik sesuai kriteria penilaian dan bekerja secara profesional.

Informasi lebih lanjut tentang pendaftaran dapat menghubungi Pantap Anugerah Adinegoro 2020-2023 Katherina M M. Saukoly (WA: 0813-8537-6428), Widya (WA: 0812-1490-3421 atau 021-3453131), dan bisa juga melalui alamat surel; anugerahjurnalistik.adinegoro@gmail.com.

Penyerahan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021 rencananya akan dilakukan di depan Presiden RI saat acara puncak Har Pers Nasional 9 Februari 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara.

(humas pantap anugerah jurnalistik adinegoro jurnalistik)

Kabar7News, Jakarta – Presiden Joko Widodo dipastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2021 dari Istana Merdeka secara Virtual pada puncak acara HPN 9 Februari mendatang.

Kepastian kehadiran presiden tersebut disampaikan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, ketika menerima Audensi secara virtual Pengurus PWI Pusat dan Panitia Hari Pers Nasional 2021 Selasa (2/2/2021).

Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan Presiden akan mulai hadir dalam rangkaian HPN 2021 pada pukul 09.30 WIB. Pratikno juga berharap lewat momentum Hari Pers Nasional 2021 yang mengangkat Tema “Bangkit Dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi, Pers Sebagai Akselerator Perubahan”, dirinya berharap pers sebagai salah satu pilar demokrasi bersama negara bisa mengawali kebangkitan dan kekuatan untuk keluar dari pandemi Covid-19.

Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat yang juga Penanggung Jawab HPN 2021, Atal S.Depari melaporkan tentang kesiapan pelaksanaan HPN 2021 yang tahapannya sudah dimulai dari tanggal 4 Februari dengan menghadirkan serangkaian kegiatan seperti seminar, konvensi dan acara puncak yang dipusatkan di Ancol ini akan diikuti secara virtual ribuan wartawan anggota PWI dari seluruh Indonesia serta anggota organisasi konstituen Dewan Pers.

Dalam audensi virtual dengan Mensesneg, Atal S Depari di dampingi Sekjen PWI Pusat Mirza Zulhadi, Ketua Bidang Pendidikan Nurjaman Mochtar, Ketua Panitia HPN Auri Jaya, Wakil Sekjen PWI Pusat Suprapto, Bendahara Umum Muhammad Ihsan, Wakil Bendahara Umum PWI Pusat Dar Edi Yoga, Kesit B Handoyo, Merdy Sofiansyah dan Penanggung Jawab Humas HPN Mercys Charles Loho.

(Red)

 

Kabar7News, Jakarta – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal S Depari mengapresiasi Tim Gabungan Polri mengungkap pembunuhan terhadap wartawan Demas Laira di Sulbar.

“Saya sangat mengapresiasi begitu cepatnya Polri menangani kasus pembunuhan wartawan Demas Laira,” ujar Atal dalam keterangan Persnya, Rabu (21/10/2020).

Dulu, katanya, kasus-kasus pembunuhan terhadap wartawan kasusnya hilang dan jarang yang terungkap.

“Sekarang saya melihat ada keseriusan Polri mengungkap kasus-kasus terkait wartawan,” ujar Atal.

Ia berharap agar para pelaku dikukum seberat-beratnya agar ada efek jera.

“Kami yakin Polri profesional untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan hingga ancaman terhadap para pelaku.

Sebelumnya, Tim Gabungan Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri, Ditkrimum Polda Sulbar, dan Satresmob Ditkrimum Polda Sulsel berhasil meringkus pelaku pembunuhan terhadap seorang wartawan bernama Demas Laira.

Demikian diungkapkan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Raden Argo Yuwono kepada para awak media, Selasa (20/10/2020).

Argo mengatakan, korban meninggal dunia dengan tusukan badik pada 19 Agustus 2020.

“Adapun TKP berada di Jl. Trans Poros Sulawesi Mamuju-Palu, KM 151 Salubijau – Karossa, Mamuju Tengah – Sulbar,” ungkap mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini.

Argo menyatakan, ada 6 orang tersangka dalam peristiwa pembunuhan ini.

“Mereka adalah: Syamsul (32 th) ditangkap di Mandar-Pohuwato, Gorontalo; Nawir (30 th) ditangkap di Karossa-Mamuju Tengah, Sulawesi Barat; Doni (20 th) ditangkap di Karossa-Mamuju Tengah, Sulawesi Barat; Haerudin (18 th) ditangkap di Karossa-Mamuju Tengah, Sulawesi Barat; Ilham (19 th) ditangkap di Karossa-Mamuju Tengah, Sulawesi Barat; dan Ali Baba (25 th) ditangkap di Sarudu, Pasangkayu-Sulawesi Barat,” urainya.

Argo menuturkan, motif pembunuhan adalah pelaku sakit hati kepada korban yang mengganggu dan mempermalukan Kartina, adik perempuan salah satu pelaku Syamsul.

“Atas perbuatannya, para pelaku akan dijerat dengan pasal 340 KUHP ancaman pidana hukuman mati, seumur hidup atau hukuman penjara paling lama 20 tahun,” pungkas alumni Akpol 1991 ini.

(Red)

 

Kabar7News, Jakarta – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerjasama dengan PT Astra International Tbk. menggelar Safari Jurnalistik Perdana 2020, secara daring dari Sekertariat PWI Pusat Jakarta yang diikuti 318 orang peserta dari seluruh nusantara, Rabu (14/10/2020).

Kuliah Perdana Safari Jurnalistik dari Sekolah Jurnalisme Indonesia PWI Pusat itu menghadirkan pendiri Jawa Pos Group Dahlan Iskan yang juga pernah menjabat Menteri BUMN sebagai narasumber yang membahas Model Bisnis Media dan Masa Depan Profesi Wartawan.

Dalam paparannya Dahlan Iskan mengatakan saat ini jurnalistik berkembang sangat pesat, seiring berkembangnya teknologi dan juga dengan kehadiran media baru dengan berbagai platform semakin banyak sehingga mau tidak mau wartawan harus tampil kreatif dan inovatif,” kata Dahlan.

Tentunya, salah satu kunci untuk tetap bertahan adalah dengan mengikuti kemajuan dunia digital, karena menurut Dahlan, hal yang terpenting dalam menghadapi revolusi digital saat ini adalah, “Wartawan harus mampu membuat tulisan atau tayangan yang enak dibaca atau enak dilihat, informasinya harus penting, dan yang juga tak kalah penting adalah menyajikannya dengan menarik.”

Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari mengatakan bahwa kegiatan Safari Jurnalistik perdana 2020 ini merupakan agenda rutin PWI Pusat untuk menambah wawasan wartawan mengenai jurnalistik, juga mengenai pentingnya menjaga implementasi kode etik di tengah persaingan sesama insan pers di era konvergensi media.

Atal juga berpesan, agar para wartawan untuk terus menjaga profesionalisme dalam bekerja. “Apalagi tahun ini menghadapi situasi pandemi Covid-19 dan tahun politik ini, yaitu Pilkada Serentak di penghujung 2020 nanti.”

Apa yang diperoleh dari Kuliah Perdana Safari Jurnalistik ini, menurut Atal, penting untuk menjadi pegangan bagi wartawan anggota PWI dalam menyajikan berita ke masyarakat itu harus berpijak pada hukum, undang-undang pers dan kode etik jurnalistik.

Sementara itu Head of Corporate Communication PT Astra International, Boy Kelana Soebroto menyambut baik kerja sama dengan Sekolah Jurnalisme Indonesia PWI Pusat.

“PWI merupakan pemangku kepentingan yang strategis bagi PT Astra International. Dukungan kami ini merupakan bukti komitmen PT Astra Internasional untuk ikut meningkatkan wawasan dan profesionalisme wartawan Indonesia,’’ katanya.

Dalam kuliah safari Jurnalistik Perdana ini di hadiri juga oleh Sekjen PWI Pusat Mirza Zulhadi, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat Nurjaman Mochtar, Wakil Bendahara Umum PWI Pusat Dar Edi Yoga serta Pengurus PWI Pusat lainnya.

(Red)

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.