Kabar7News, Jakarta – Sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan RI, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus melakukan upaya perluasan akses pasar global dan pengembangan kapasitas bagi pelaku ekspor dalam rangka mendorong ekspor nasional melalui fasilitas Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi, dan Jasa Konsultasi.

Head of Region LPEI Anton Herdianto mengatakan terdapat dua tantangan yang secara umum dihadapi oleh para pelaku usaha mikro, koperasi dan menengah (UMKM) dalam rangka menembus pasar global.

”Problem utama yang dihadapi para pelaku UMKM adalah konsistensi pada dua hal.
Pertama adalah kualitas dan yang kedua adalah kuantitas. Oleh karena itu, melalui Jasa Konsultasi, LPEI dapat memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM melalui program marketing handholding dan hub building,” jelas Anton dalam acara bincang santai “Kiat UKM F&B Berani Ekspor” di Sarinah, Kamis (17/11/2022).

Marketing handholding merupakan salah satu program unggulan Jasa Konsultasi yang memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM berorientasi ekspor untuk memasarkan produknya melalui marketplace global. Melalui marketing handholding, para pelaku UMKM juga akan diberikan pemahaman dan wawasan mengenai strategi digital marketing khususnya strategi pemasaran ekspor.

LPEI juga mempertemukan para pelaku UMKM dengan diaspora luar negeri melalui kegiatan hub building. Menurut Anton, hal tersebut merupakan salah satu upaya LPEI untuk memperluas akses pasar para pelaku UMKM dengan cara membangun hubungan bisnis dengan diaspora yang ada di luar negeri.

Sebagai fasilitator perluasan pasar bagi pelaku ekspor, LPEI juga kerap mengadakan kegiatan business matching yang bekerja sama dengan FTA Center, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), dan atase perdagangan di luar negeri untuk mempertemukan dan mempromosikan produk UKM kepada calon buyer di luar negeri.

Hingga Oktober 2022, LPEI telah melakukan business matching di 18 negara dan telah mempertemukan 112 UMKM Indonesia dengan calon buyer di luar negeri. Adapun kegiatan B2B business matching LPEI mencatat sebanyak 166 transaksi yang telah dilakukan oleh para pelaku UMKM dampingan LPEI melalui kegiatan ini.

Terlebih lagi, LPEI menjalin kerjasama dengan para pihak yang memiliki visi yang sama untuk mendorong UMKM naik kelas. Dalam hal ini, LPEI juga senantiasa pada beberapa kesempatan berkolaborasi dengan Sarinah Indonesia dalam rangka mendorong para pelaku usaha Indonesia mendunia.

“Kami sangat mendukung fasilitas Trading House yang diluncurkan oleh Sarinah Indonesia. Bentuk dukungan tersebut kami wujudkan melalui dukungan Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi, dan Jasa Konsultasi. Melalui Jasa Konsultasi misalnya, LPEI memberikan dukungan melalui kolaborasi pelatihan ekspor kepada para mitra binaan Sarinah. Harapannya dengan dukungan ini, dapat mempermudah mitra binaan Sarinah pun tidak hanya dapat mengakses fasilitas finansial namun juga non finansial untuk mendukung usahanya go international,” ujar Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso pada kesempatan terpisah.

(**)

Kabar7News, Manokwari – Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E., M.Tr.(Han)., dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XVIII/Kasuari, Ny. Ade Nyoman Cantiasa yang juga selaku Ketua Dharma Pertiwi Daerah P menghadiri Gebyar Karya Pertiwi 2021 secara virtual dari Makodam XVIII/Kasuari, Arfai, Papua Barat, Senin (1/11/2021).

Acara tersebut secara terpusat digelar di Plaza Museum Satria Mandala, Jakarta Selatan dan dibuka Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mewakili Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

Gebyar Karya Pertiwi merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kreativitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang dinilai sebagai wujud semangat Dharma Pertiwi dalam melestarikan sekaligus memperkenalkan seni dan budaya Indonesia.

Selain itu Gebyar Karya Pertiwi merupakan perwujudan semangat Dharma Pertiwi yang bertujuan untuk terus menumbuhkembangkan rasa cinta Tanah Air, khususnya bagi generasi muda yang selaras dengan nilai luhur bangsa dan negara Indonesia

Hadir dalam video confrence di Makodam tersebut, Aslog Kasdam XVIII/Kasuari, beserta pengurus Dharma Pertiwi lainnya.

(Pendam XVIII/Ksr)

Kabar7News, Jakarta – Keterlibatan Equinoc (Equipment and Sport Aparel Industry Associaton of Indonesia) di tengah penyelenggaraan pesta akbar PON XX Papua 2021 menambah daftar jumlah UMKM olahraga yang bergabung dengan Sportbloc.

Asosasi ini memiliki hampir 200 anggota yang menjadi pemegang merek apparel olahraga (sports wear) tersebar di Indonesia.

“Terima kasih kami sudah dibuka kerja sama KONI dengan Sportbloc, dibantu untuk menjual produk-produk apparel olahraga member kami. Yang saya tahu Sportbloc, segmentasinya sesuai dengan apa yang kita lakukan, marketplace khusus peralatan dan pakaian olahraga. Terima kasih juga untuk PWI,” kata Sekretaris Jendral Equinoc, William Socrates saat berbincang dengan awak media di Media Center Jakarta untuk PON XX Papua, Senayan, Rabu 5 Oktober 2021.

William atau disapa Willy mengatakan, kehadiran Equinoc sejak sekitar Januari 2018 diawali keresahan yang sama dirasakan beberapa pemilik bisnis sports wear brand dalam industri yang sudah lama hadir, namun dirasa kurang bergensi.

“Memang 85 persen appareal pakaian olahraga, kebutuhan yang paling besar dan keberagaman brand ada di appareal, jadi kenapa? karena seperti sekarang pakaian bola futsal, olahraga lari dan segala macamnya itu yang jadi utama,” tuturnya.

Berbicara tentang apparel, ia memandang saat ini bukan zamannya bangga ketika merek-merek tertentu ternyata buatan Indonesia.

“Saya beli bajunya inter milan, saya beli bajunya Manchester United made in Indonesia kalau menurut kami, itu sudah lewat masanya. Tapi kini jauh-jauh ke Amerika ada brand Indonesia, itu yang mau kita majukan,” terang Willy.

Pasar apparel olahraga di Indonesia bisa dikatakan tumbuh pesat. Uniknya dari pasar Indonesia yang selama ini dikenal sebagai negara produsen, baju olahraga bisa dipesan khusus atau custom, bahkan harganya murah. Bandingkan pasar di luar negeri seperti Amerika, untuk pembelian apparel custom bisa mencapai lima kali lipat dari harga normalnya.

“Jadi keunikannya, market-marekt di Indonesia sudah suka memesan pakaian olahraga dengan desain mereka sendiri, itulah kenapa marketnya sangat besar. wow gw mau desainnya mirip dengan MU, Persib Bandung, bahkan wajah orangtua kita dibikin baju, karena alatnya sudah mudah didapat,” ujar Willy.

Meski hingga sekarang didominasi merk pakaian olahraga, kata Willy, keanggotaan Equinoc tidak menutup pintu buat peralatan olahraga lainnya. “Kalau ada pameran besar-besaran kita bisa undang makin banyak, karena kita sudah menghitung Indonesia kira-kira ada 700 brand, dan ini tidak akan mungkin stop, pasti akan lebih karena nggak susah bikin brand pada akhirnya,” ungkapnya.

Sportbloc menilai meskipun baru beranjak ber-UMKM, pasar apparel anggota Equinoc sudah mencakup level atas dengan kualitas premium, menengah hingga bawah. Pemasarannya memang masih ritel secara online di marketplace Tokopedia, Shopee atau Bukalapak.

“Kami di Sportbloc melihat pasar yang cukup besar untuk dilakukan secara corporate. Jadi memang pemesan corporate baik klub, Liga 3 saja tidak kurang dari 700 brand. Di situlah ceruk pasar yang dilihat Sportbloc dan LPDUK, karena memang dengan korporasi kita bisa menghimpun dana cukup besar, kemudian secara value dan administrasi pemesanannya memang agak ribet, mulai dari katakanlah saya memesan untuk BUMN apa, pakai kerah atau tidak, tinggal klik warnanya apa, bahannya. Jadi selama ini mereka menjalani pakai nekad, mabok tapi duitnya gede. Ini yang kita lihat,” kata CEO Sportbloc, Ndang Mawardi.

“Jadi kita di sportbloc tidak akan berkompetisi dengan Tokped, Shopee dan lain-lain itu e-commerce yang sudah berjalan,” imbuhnya.

Sekretaris Anggota Wantimpres, Ganjar Razuni memuji Equinoc telah melakuukan satu langkah terobosan luar biasa. Hal ini patut didukung pemerintah, badan, ataupun lembaga, termasuk soal pajaknya. “Misalnya ada keringanan pajak, bisa diusulkan kepada instansi yang berwenang.
Nah, keringanan itu bentuk dukungan nyata pemerintah terhadap potensi-potensi milenial yang saya katakan punya nilai-nilai luar biasa, bisa memberikan terobosan-terobasn dan menghasilan keekonomian secara general, dan ini juga bentuk upaya kita mendorong berkembangnya industri olahraga,” tutur peraih doktor bidang ilmu politik di Universitas Nasional ini.

Ganjar sependapat kini saatnya brand-brand olaraga Indonesia go internasional. “Brand kita perkenalkan, dan memperjuangkan tegaknya branding ini bagian dari nasionalisme olahrga kita, NKRI. Pikirannya harus di balik. Ketika kita ke Amerika, kita mengagungkan produk Indonesia. Salah satu ciri kebesaran negara di dunia itu adalah produknya di luar negeri,” kata Ganjar, menekankan.

Di satu sisi diakuinya memang banyak peralatan olahraga beredar di pasar Indonesia masih impor, salah satunya di cabang olahraga sepatu roda. “Terkait alat-alat olahraga, apakah sudah dipikirkan bagaiana kita bisa, paling tidak, lembaga yang Adinda pimpin ini bisa mendapat kesempatan harga murah dan terjangkau, atau bila perlu produk dalam negeri pasti alasannya bahan baku. Pertanyaan apa iya bahan baku tidak ada?” tanya mantan ketua harian PB
Persatuan Olahraga Sepatu Roda Indonesia (Porserosi) kepada William.

Ganjar mewakili pemerintah juga ingin tahu hambatan-hambatan yang selama ini dihadapi anggota-angota Equinoc.
“Mudah-mudahan ini merupakan masukan yang harus kita perbaiki, dan InsyaAllah kita bantu demi berkembangnya usaha-usaha seperti ini, industri dalam negeri olahrga nasional,” tandasnya.

Menurut William, ketersediaan bahan-bahan baku berkualitas menjadi hambatan terbesar anggota Equinoc yang mayoritas pelaku usaha UMKM. Sebab, hal ini berkaitan kapital besar, daya beli tinggi sedangkan pasar Equinoc cenderung pembeli produk-produk denan harga terjangkau. “Memang akibatnya member kita banyak berantem di harga kompetitif. Artinya semakin kompetitif harganya, semakin tidak bagus kualitasnya karena menyesuaikan dengan profit yang akan diambil, dan untuk membeli bahan baku berkualitas pasti ada minimal order yang sangat besar, balik lagi kita UMKM yang mungkin memulai bisnisnya dengan modal nol, modal desain-desain,” urainya.

Ia berharap ke depannya pemerintah bisa memfasilitasi Equinoc untuk berdiskusi dengan kalangan produsen tekstil. “Mungkin kita tidak membeli dalam jumlah besar tapi anggota kita banyak, kebutuhan pasti banyak, itu bagi-bagi. Itulah asosiasi ini kita bentuk untuk nanti memfasilitasi agar bisa mendapatkan bahan baku berkualitas yang masih bisa ecer,” jelasnya.

Selain itu juga tentunya terkait bantuan hukum dan keuangan. William mengungkap para pelaku usaha UMKM ini ‘buta’ pembukuan keuangan. “Berani minjam ke bank tapi nggak tahu pembukuan yang baik, mungkin kantong kiri kanan, akibatnya merugi, umurnya tidak lama. Butuh pelatihan-pelatihan sampai jahit berkualitas seperti apa sih,” ucapnya menanggapi pertanyaan Ganjar.

Dukungan UMKM Alkes

Sementara itu, Ketua Umum UMKM Produk Kesehatan (Prokes), dr. Fazzhra Fawwaz memastikan dukungan pihaknya demi suksesnya penyelenggaraan PON XX Papua.

“Kami mendukung pengadaan dan distribusi alkes kepada para nakes (tenaga kesehatan) yang bertugas di Papua,” kata Fazzhra yang juga Sekjen Asproksi (Asosiasi Produk Kesehatan Indonesia Standar Internasional).

Pengadaan alkes itu tentunya berdampak pada menggeliatnya ekonomi kerakyatan, khususnya mereka yang bergerak di UKM dan UMKM di banyak daerah di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Fazzhra juga memuji langkah PWI Pusat membuat Media Center PON di Jakarta. Ke depan, katanya, langkah ini bisa juga diikuti oleh PWI daerah membuat Media Center serupa untuk hajatan-hajatan olahraga berskala besar.

Hal itu sejalan dengan keinginan Ndang Mawardi, CEO Sportbloc yang  ikut mendarahi pendirian Media Center di Jakarta.

“Ya, kami tidak akan berhenti di sini. Kami juga akan bikin Media Center sejenis untuk event-event besar lain nantinya,” kata Ndang.

Selain PWI dan Sportbloc, Media Center PON di Jakarta ini juga didukung KONI Pusat, Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK), dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Sementara Sportbloc sendiri, seperti dikatakan Ndang, merupakan aplikasi sport aggregator yang mengolaborasikan berbagai start up yang terkait olahraga seperti rental venue se-Indonesia, ticketing, sport industry berbasis UMKM keolahragaan termasuk alat-alat pertandingan, database atlet dan nonatlet, sport science, dan data event olahraga berbasis wisata.

“Ini luar biasa,” ujar Fazzhra seraya menambahkan bahwa aplikasi seperti ini akan menjadi pundi-pundi uang karena mencakup dan menjangkau segala aspek yang berkaitan dunia olahraga.

(**)

Kabar7News, Jakarta – UMKM yang memproduksi alat-alat kesehatan ikut mendukung penyelenggaraan PON XX Papua 2021 dengan memberikan APD kepada Tenaga Kesehatan yang bertugas.

Penegasan itu disampaikan dr. Fazzhra Fawwaz, Ketua Umum UMKM Produk Kesehatan (Prokes), di acara bincang-bincang dengan wartawan, di Media Center Jakarta untuk PON Papua, Selasa (5/10/2021).

“Kami mendukung pengadaan dan distribusi alkes kepada para nakes (tenaga kesehatan) yang bertugas di Papua,” kata Fazzhra yang juga Sekjen Asproksi (Asosiasi Produk Kesehatan Indonesia Standar Internasional).

Pengadaan alkes itu tentunya berdampak pada menggeliatnya ekonomi kerakyatan, khususnya mereka yang bergerak di UKM dan UMKM di banyak daerah di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Fazzhra juga memuji langkah PWI Pusat membuat Media Center PON di Jakarta. Ke depan, katanya, langkah ini bisa juga diikuti oleh PWI daerah membuat Media Center serupa untuk hajatan-hajatan olahraga berskala besar.

Hal itu sejalan dengan keinginan Ndang Mawardi, CEO Sportbloc yang ikut mendarahi pendirian Media Center di Jakarta.

“Ya, kami tidak akan berhenti di sini. Kami juga akan bikin Media Center sejenis untuk event-event besar lain nantinya,” kata Ndang.

Selain PWI dan Sportbloc, Media Center PON di Jakarta ini juga didukung KONI Pusat, Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK), dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Sementara Sportbloc sendiri, seperti dikatakan Ndang, merupakan aplikasi sport aggregator yang mengolaborasikan berbagai start up yang terkait olahraga seperti rental venue se-Indonesia, ticketing, sport industry berbasis UMKM keolahragaan termasuk alat-alat pertandingan, database atlet dan nonatlet, sport science, dan data event olahraga berbasis wisata.

“Ini luar biasa,” ujar Fazzhra seraya menambahkan, bahwa aplikasi seperti ini akan menjadi pundi-pundi uang karena mencakup dan menjangkau segala aspek di dunia olahraga.

“Aplikasi ini ada untuk memudahkan dan merekatkan seluruh komunitas olahraga di Tanah Air,” sambungnya.

(**)

Kabar7News, Jakarta – Pemprov DKI Jakarta berhasil meraih penghargaan di ajang Indonesia Government Procurement Award 2020 atas kategori Inovasi Pengadaan yang Mendukung Transparansi Belanja Pengadaan.

Ajang ini diselenggarakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) RI. Penghargaan diterima secara langsung oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan diserahkan langsung oleh Kepala LKPP, Roni Dwi Susanto, pada Rakornas Pengadaan 2020 di Hotel Grand Savero, Bogor, Rabu (18/11/2020).

Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) dianggap telah memenuhi indikator kategori penghargaan yakni berhasil mengembangkan dan mengimplementasikan sistem untuk memudahkan, meningkatkan transparansi, dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa. Nilai lebihnya, Pemprov DKI juga telah berhasil mengembangkan usaha dari para pelaku UMKM.

“Alhamdulillah, Pemprov DKI Jakarta kembali meraih penghargaan. Kali ini, pada Indonesia Government Procurement Award yang diselenggarakan oleh salah satu lembaga negara yaitu LKPP RI. Provinsi DKI Jakarta dinilai sebagai Pemerintah Daerah dengan inovasi pengadaan yang mendukung transparansi belanja pengadaan,” jelas Gubernur Anies usai mendapatkan penghargaan.

“Membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Memastikan hadir kesetaraan kesempatan. Jangan sampai yang kecil tertinggal apalagi tergilas. Itulah semangat kami di Pemprov DKI. Itulah pilihan arah kebijakan DKI selama beberapa tahun ini. Dan Alhamdulillah ideologi itu dilaksanakan secara serius dengan teknologi dan teknokrasi,” tambahnya.

Pemprov DKI Jakarta melakukan inovasi Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) untuk belanja UMKM sampai dengan 50 juta menggunakan e-Order. Market place yang diluncurkan sejak tahun lalu ini, membuka ruang bagi UMKM untuk ikut menikmati PBJ di Indonesia sekaligus menegaskan komitmen Pemprov DKI Jakarta sebagai Pemerintahan yang menggunakan pendekatan kolaborasi dalam setiap kebijakan.

“Kita terus mendorong kolaborasi warga dalam pengadaan barang dan jasa. Sekarang kami bisa mengajak warga menjadi mitra pemerintah. Dengan kolaborasi tentu saja akan membuat apa yang Pemprov DKI kerjakan makin akuntabel dan transparan. DKI Jakarta akan terus menjadi barometer dalam pelayanan sistem teknologi terkini, membangun sistem aplikasi kota cerdas (smart city), memberikan pelayanan yang efektif, cepat dan mudah,” paparnya.

Gubernur Anies menekankan bahwa penghargaan ini adalah salah satu pemantik untuk munculnya inovasi-inovasi yang lainnya di semua bidang, di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang lain. Sehingga, pelayanan publik Pemprov DKI jakarta akan menjadi lebih baik lagi.

“Kami terus berkomitmen untuk menciptakan inovasi-inovasi. Sehingga, ke depan, pelayanan kepada warga DKI Jakarta akan semakin baik,” pungkasnya.

Kepala Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) Provinsi DKI Jakarta, Blessmiyanda, menambahkan, e-Order merupakan inovasi sistem pengadaan belanja yang merangkul UMKM sebagai mitra untuk berkolaborasi, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM.

“BPPBJ sebagai center of excellence dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah melakukan 3 (tiga) terobosan pemberdayaan pelaku UMKM sehingga akan meningkatkan kesejahteraan mereka, antara lain penggunaan Katalog Lokal, Swakelola tipe III dan IV, dan e-Order di mana merupakan belanja langsung barang/jasa melalui UMKM Binaan Provinsi DKI Jakarta,” ujarnya.

(Red)

 

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.