Kabar7News, Merauke – Sebagai wujud kepedulian terhadap tumbuh kembang balita dan Ibu hamil, Satgas Pamtas RI-PNG Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad bersama Puskesmas Sota menggelar Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan layanan kesehatan bagi warga perbatasan di Kampung Rawa Biru, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua.

Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya, S.Sos., M.Han., di Distrik Elikobel, Merauke, Sabtu (9/11/2019) menuturkan bahwa  pada hari Jumat 8 November 2019, Satgas Yonif 411 Kostrad Pos Yakyu bekerjasama dengan Puskesmas Sota dan Puskesmas Pembantu Rawa Biru melaksanakan kegiatan Posyandu bulanan di RT 03 Yakyu, Kampung Rawa Biru.

“Kegiatan tersebut adalah untuk memastikan tumbuh kembang balita dan pemeriksaan bagi Ibu hamil,” ucapnya.

“Kegiatan Posyandu tersebut meliputi penimbangan, ukur tinggi badan, pemberian Vitamin A, Imunisasi, layanan KB, Antenatal Care bagi Ibu hamil, pencegahan Diare dilanjutkan penyuluhan kesehatan, yang kesemuanya adalah untuk memastikan tumbuh kembangnya balita serta Ibu hamil,” ungkapnya.

Tidak hanya menggelar Posyandu, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan pengobatan bagi warga yang mempunyai keluhan sakit dan tercatat ada 23 warga. Sedangkan 15 balita dan 3 Ibu hamil mengikuti kegiatan Posyandu.

“Apa yang kita lakukan merupakan wujud sinergitas antara Satgas dan instansi kesehatan di wilayah setempat guna memastikan pertumbuhan balita selalu terpantau dengan baik, sehingga daya tahan tubuh balita juga selalu terjaga dari serangan virus maupun kuman, agar tetap sehat dan ceria, sementara ibu hamil memeriksa kesehatan janin dan fisiknya,” jelas Dansatgas.

Dansatgas juga mengatakan bahwa di akhir kegiatan diberikan makanan tambahan sebagai asupan gizi bagi balita, karena balita di RT 03 Yakyu harus mendapat asupan vitamin dan gizi tambahan, terlebih karena lokasinnya berada dipedalaman serta harus di tempuh menggunakan Ketinting (perahu tradisional Papua) selama 2 ½ jam melewati rawa-rawa.

“TNI dalam hal ini Satgas Pamtas selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, selain menjalankan tugas pokoknya dalam menjaga keamanan di wilayah perbatasan juga memiliki tanggung jawab moral memastikan generasi penerus bangsa agar  tumbuh dan berkembang secara sehat,” kata Mayor Inf Rizky Aditya.

Kepala Puskesmas Sota Ibu Merry S. Gebze mengucapkan terima kasih kepada Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad atas kerjasamanya pada pelaksanaan kegiatan Posyandu bulanan di RT 03 Yakyu, Kampung Rawa Biru. “Hadirnya tim kesehatan Satgas, tentunya membuat Puskesmas terbantu dalam memberikan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat,” katanya.
(Red)

Kabar7News, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan acuan kenaikan iuran BPJS Kesehatan saat ini yaitu Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 tentang Jaminan Kesehatan Nasional.

Muhadjir mengatakan di Malang, Jumat, bahwa sampai saat ini belum ada rencana perubahan tarif iuran sebagaimana sudah diatur dalam Perprea 75/2019.

“Yang dijadikan acuan perpres itu, kalau nanti ada diskresi tunggu dulu. Nanti akan kita bicarakan lintas kementerian,” kata Muhadjir.

Menko PMK mengungkapkan dirinya akan mengkoordinasikan lebih lanjut terkait kenaikan iuran dengan kementerian-lembaga yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Dalam Negeri.

Sebelumnya Komisi IX DPR RI menolak kenaikan iuran pada peserta PBPU kelas III saat rapat kerja bersama Menteri Kesehatan dan BPJS Kesehatan dengan di gedung parlemen, Kamis (7/11/2019).

Namun Menko Muhadjir menekankan bahwa belum ada ketetapan apapun dari hasil rapat kerja pemerintah bersama Komisi IX DPR RI tersebut. Muhadjir menjelaskan bahwa aspirasi masyarakat yang disampaikan anggota DPR baru sebatas masukan sementara pemerintah masih harus menyelesaikan kewajibannya terkait pembiayaan program JKN.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga mengatakan bahwa peserta mandiri atau Pekerja Bukan Penerima Upah kelas III akan mendapatkan subsidi dari pemerintah. Namun gagasan tersebut masih akan dibahas pada lintas kementerian-lembaga.
(Sumber:AntaraNews)

Kabar7News, Merauke – Sebagai bentuk konsistensi dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warga di perbatasan, tak henti-hentinya Satgas Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/PDW Kostrad melaksanakan pengobatan keliling ke rumah-rumah warga bertempat di Kampung Rawabiru, Distrik Sota.

Hal tersebut disampaikan oleh Dansatgas Yonif Mekanis Raider 411/PDW Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya S.Sos., M.Han., dalam rilis tertulisnya di Distrik Sota, Merauke, Papua, Kamis(7/11/2019).

Dansatgas mengungkapkan, sebagai bentuk nyata kehadiran Satgas Yonif MR 411/PDW Kostrad supaya keberadaannya dapat selalu dirasakan oleh masyarakat diperbatasan, hal ini diwujudkan salah satunya melalui layanan kesehatan bagi warga disekitar pos melalui kegiatan pengobatan keliling.

Lanjutnya, dalam hal ini tim Kesehatan Pos Rawa Biru yang dipimpin langsung Danpos Letda Inf Raden adityas, bersama Bintara Kesehatan (Bakes) Serka Abdul Hanif dan Tamtama Kesehatan (Takes) Praka Joko Lelono serta dua anggota lainnya, melaksanakan kegiatan pengobatan keliling kerumah-rumah warga yang dimulai sejak pukul 09.00—11.30 WIT.

“Dalam kegiatan tersebut tercatat ada 14 orang warga yang mendapat pelayanan pengobatan dari Tim Kesehatan Pos Rawa Biru, berbagai macam keluhan sakit yang dirasakan warga diantaranya, demam, batuk, flu, sakit kepala, sakit pinggang, bekas luka bakar, dan gatal-gatal pada kulit,” pungkas Mayor Inf Rizky.

Alumni Akmil tahun 2003 tersebut menambahkan, kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian Satgas, untuk terus membantu masyarakat di perbatasan dalam hal kesehatan, sekaligus sebagai sarana untuk mempererat hubungan silaturahmi dan memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat.

Di tempat terpisah, salah  satu warga yang mendapat pelayanan pengobatan, Melkior Dimar, mengatakan bahwa warga Kampung Rawa Biru sangat terbantu sekali dengan pelayanan pengobatan keliling yang dilaksanakan Satgas Yonif MR 411/PDW Kostrad.

‘’Saya sangat senang dengan kemurahan hati Bapak-bapak TNI dari Pos Rawa Biru, yang rela datang langsung ke rumah–rumah warga. Terima kasih Bapak Tentara, telah memberikan pelayanan pengobatan keliling kepada kami warga kampung yang jauh dari kota ini,’’ ucap Melkior.
(Red)

Kabar7News, Jakarta – Untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMK), masyarakat dapat melihatnya melalui aplikasi berbasis Android, GOCEK milik Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. Kepala Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan Melvin Sijabat mengatakan, IMK sangat penting untuk melihat apakah tubuh yang dicek termasuk normal atau obesitas.

“Dengan aplikasi GOCEK, kita juga bisa tahu Indeks Massa Tubuh (IMK) kita termasuk normal atau obesitas. Karena pada dasarnya obesitas mengakibatkan seseorang mengalami hipertensi,” ujarnya, Kamis (7/11/2019).

Melvin menuturkan, selama ini, pihaknya telah mensosialisasikan aplikasi GOCEK ke masyarakat dalam berbagai kegiatan seperti Posyandu dan Posbindu. Sejak Maret 2019, aplikasi ini telah diakses lebih dari 900 pengguna.

“Kami harapkan masyarakat bisa mendeteksi secara dini apakah dirinya mengalami hipertensi, obesitas atau tidak,” ucapnya.

Melvin menjelaskan, aplikasi GOCEK bisa diunduh masyarakat di playstore. Setelah diunduh, pengguna harus meregistrasi terlebih dahulu dan mengisi data pribadi di aplikasi tersebut.

“Setelah lengkap, datanya disimpan di aplikasi. Begitu ada keterangan berhasil simpan, maka bisa langsung login menggunakan e-mail dan password yang sudah diisi saat registrasi,” terangnya.

Menurut Melvin, di dalam aplikasi tersebut, ada beberapa informasi tentang hipertensi, riwayat penyakit, data diri, isian berat badan, tinggi badan dan lingkar perut. Informasi itu juga memunculkan keterangan IMT seseorang apakah termasuk obesitas atau normal.

“Ini sebagai antisipasi supaya kita tidak terkena stroke dan jantung,” tandasnya.
(Geri)

Kabar7News, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat terdapat sebanyak 110.921 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada Januari hingga 31 Oktober 2019.

“Angka ini meningkat cukup drastis dari 2018 dengan jumlah kasus berada pada angka 65.602 kasus,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Ia menjelaskan peningkatan kasus DBD pada 2019 salah satunya disebabkan beberapa kabupaten dan kota di Indonesia mengalami kejadian luar biasa (KLB).

Selain itu, masih banyak masyarakat yang tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin. Misalnya, mengumpulkan dan membersihkan botol-botol minuman yang bisa menjadi sarang nyamuk.

Kabupaten dan kota yang mengalami KLB DBD tersebut di antaranya Kota Manado, Kota Kupang dan Labuan Bajo sehingga total kasus mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Secara rinci, ia menyebutkan kasus DBD tertinggi per 31 Oktober 2019 ditemukan di Provinsi Jawa Barat dengan total 19.240 kasus. Kemudian, Jawa Timur 16.699 kasus, Jawa Tengah 8.501 kasus, Jakarta 8.408 kasus, Sumatera Utara 5.721 kasus dan Lampung 5.369 kasus.

“Secara keseluruhan kasus terbanyak ditemukan di Pulau Jawa dan Bali dengan total 61.071 kasus. Kemudian Pulau Sumatera sebanyak 21.896 kasus,” kata dia.

Namun, kata dia, tingginya angka DBD di Tanah Air tidak berarti semua daerah terdampak. Melainkan masih ada beberapa daerah yang berada pada zona hijau dengan angka DBD cukup rendah.

Daerah-daerah tergolong aman tersebut di antaranya Papua Barat dengan angka DBD terendah yakni 49 kasus, Papua 132 kasus, Maluku 245 kasus, Sulawesi Barat 559 kasus dan Bangka Belitung 632 kasus.

Selain itu Jambi, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara juga berada pada zona hijau dengan angka temuan DBD di bawah 1.400 kasus.

Sementara itu, berdasarkan usia, ia menjelaskan temuan kasus DBD di berbagai daerah tersebut didominasi oleh usia 5-14 tahun atau 43,25 persen dari keseluruhan kasus.

Selanjutnya usia 15-44 tahun sebanyak 36,46 persen, di atas 44 tahun 9,68 persen, usia 1-4 tahun 8,54 kasus dan terendah pada usia di bawah 1 tahun dengan persentase 2,07.

“Kita terus mengajak masyarakat untuk melakukan PSN di lingkungan masing-masing agar terhindar dari DBD,” ujar dia.
(Sumber:AntaraNews)

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.